Saat itulah, Hoegel kemudian mengaku kepada psikiaternya bahwa dia telah membunuh 30 orang lagi di Delmenhorst.
Pengakuan itu membuat penyidik melakukan pemeriksaan ulang terhadap sejumlah kasus kematian mencurigakan di Oldenburg.
Para penyidik kemudian menyimpulkan angka terakhir korban Hoegel adalah 200 orang tetapi mereka khawatir jumlahnya lebih banyak lagi karena banyak jenazah yang dikremasi.
Dalam melakukan aksinya, Hoegel nampaknya selalu melakukan hal yang sana.
Pertamadia menyuntikkan obat yang mengakibatkan serangan jantung, disusul kemudian dengan upaya resusitasi.
Jaksa mengatakan, perilaku Hoegel ini disebabkan keinginan untuk menunjukkan kemampuannya menyelamatkan nyawa manusia. Penyebab lain perbuatan Hoegel ini, lanjut jaksa, adalah kebosanan.
Baca juga: Pembunuh Berantai Asal Inggris, Meninggal Dalam Penjara di Usia 72
Menurut seorang ahli kejiwaan yang mengevaluasi Hoegel mengatakan, membunuh korban bukan tujuan utama pria itu.
Saat berhasil menyelamatkan nyawa manusia, Hoegel merasa puas, tetapi perasaan itu hanya bertahan beberapa hari sehingga dia harus melakukannya agi.
"Bagi dia, membunuh sudah bagai obat," kata jaksa penuntut.