Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2018, 17:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Mantan anggota Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang menembak mati pria Palestina memberikan wawancara pasca-keluar dari penjara.

Elor Azaria dihukum 14 bulan setelah dengan sengaja menembak mati Abdel Fattah al-Sharif di Hebron, Tepi Barat, pada 24 Maret 2016.

Saat itu, Sharif terbaring terluka karena berusaha menusuk tentara Israel lainnya. Pria Palestina lain, Ramzi Aziz al-Tamimi, tewas ditembak dalam insiden yang sama.

Baca juga: Prajurit Israel yang Tembak Mati Pemuda Israel Dipenjara 18 Bulan

Azaria, yang saat itu berusia 19 tahun, menembak Sharif tepat di kepala. Aksinya menuai komentar pro dan kontra.

Komentar pro menyebut Azaria tak pantas dihukum. Sementara komentar lainnya menyatakan dia sudah melanggar hukum kontak senjata.

Dia dibebaskan Mei lalu setelah mendekam sembilan bulan di penjara. Adapun hukumannya sudah mengalami pengurangan setelah sempat divonis 18 bulan penjara.

Kepada harian Israel Hayom dikutip The Independent Rabu (29/8/2018), Azaria mengaku tak menyesal telah menembak mati Sharif.

"Jika waktu bisa diputar kembali, saya bakal melakukan hal yang sama. Karena saya merasa, tindakan saya sudah benar," kata Azaria.

"Saya merasa damai dengan apa yang saya lakukan karena saya telah mengikuti kata hati," tutur tentara yang kini berumur 22 tahun itu.

Dia mengaku terkejut ketika penyidik yang menghadapinya berkata bahwa dia bakal dituntut atas tuduhan pembunuhan warga Palestina.

"Saya terkejut dan balik bertanya 'pembunuhan apa? Apa yang salah dengan Anda? Dia teroris'," kenang Azaria.

Menurutnya ketika terbaring terluka, terdapat pisau yang berada di dekat Sharif. Selain itu, dia juga memakai jaket tebal.

Azaria menjelaskan, Sharif diyakini masih memberikan ancaman. Atau yang terburuk, membawa bahan yang bisa meledak.

Namun, dalam video lain yang beredar, setelah ditembak mati, ada pisau yang ditendang oleh anggota IDF ke arah jenazah Sharif.

Dia menuding militer sengaja mengambinghitamkan dirinya sehingga rakyat Palestina tidak akan menggelar aksi protes.

"Jika saja saya mendapat persidangan yang adil, maka saya bakal sepenuhnya dibebaskan sehingga mereka yang berpikiran negatif tentang saya bakal terdiam," tutur Azaria.

Lebih lanjut Azaria menuturkan, meski dia divonis bersalah, dia masih bisa mengabdi di korps cadangan setelah bebas.

Baca juga: Pengadilan Israel Putuskan Prajurit Penembak Pria Palestina Bersalah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com