WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebuah lembaga think tank Amerika Serikat (AS) melansir penelitian bahwa organisasi pertahanan NATO bakal kalah jika diserang Rusia.
Rand Corp telah memantau secara khusus situasi militer di benteng timur NATO di Polandia, maupun tiga negara Baltik Estonia, Latvia, dan Lithuania.
Di empat negara itu, Pakta Pertahanan Atlantik Utara tersebut telah menempatkan gugus tempur multi-nasional.
Baca juga: Jika Perang dengan Rusia di Eropa, AS Bisa Kalah karena Hal Ini
Tim tempur itu dibentuk sebagai respon setelah Rusia melakukan pendudukan di Semenanjung Crimea, Ukraina, pada 2014.
Pada 2016 setelah tim tempur dibentuk, dua peneliti Rand Corp, David Shlapak dan Michael Johnson melakukan simulasi perang di empat negara itu.
Hasilnya, mereka menemukan fakta mengkhawatirkan bahwa keberadaan tim tempur multi-nasional itu tidak akan banyak berguna.
Diwartakan Newsweek Kamis (12/7/2018), Shlapak dan Johnson menyatakan serdadu Rusia bisa menguasai ibu kota tiga negara itu dalam hitungan jam.
Shlapak kemudian membandingkan simulasi yang mereka lakukan dua tahun lalu dengan 2018 ini. Hasilnya tidak banyak perubahan.
"Dari pandangan kami, kemampuan tim tempur multi-nasional itu tidak akan memberikan banyak perlawanan ketika Rusia menyerang," papar Shlapak.
Sejak Vladimir Putin menjadi Presiden Rusia, dia membangun kekuatan militer Negeri "Beruang Merah" tersebut pada abad 21.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.