WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menghadapi tekanan dari masyarakat internasional, terutama PBB, terkait langkah menghadapi para imigran ilegal. Washington didesak untuk menghentikan memisahkan para anggota keluarga migran.
Presiden Trump pun menegaskan bahwa AS tidak akan menjadi kamp bagi para migran ilegal maupun pengungsi.
"Amerika Serikat tidak akan pernah menjadi kamp migran, dan tidak akan pernah menjadi fasilitas penampungan para pengungsi. Tidak akan," kata Trump di Gedung Putih, Senin (18/6/2018).
Trump kemudian mencontohkan situasi yang terjadi di negara-negara Eropa yang diketahui terbuka kepada para migran maupun pengungsi.
Baca juga: Unggahan Hari Ayah dari Ivanka untuk Donald Trump Malah Tuai Kecaman
"Anda lihat apa yang terjadi di Eropa, Anda lihat apa yang terjadi di tempat lain. Kita tidak bisa membiarkan hal yang sama terjadi di AS. Tidak saat masih dalam pengawasan saya," tambah Trump.
Sekitar 2.000 anak-anak terpaksa dipisahkan dari orangtua mereka selama lebih dari enam minggu setelah mereka memasuki AS secara ilegal.
Otoritas AS memisahkan anak-anak migran karena tidak dapat memasukkan mereka ke pusat penahanan di mana orangtua mereka ditempatkan.
Trump berulang kali menegaskan keinginannya untuk menghentikan memisahkan anak-anak migran dari orangtua mereka, namun menolak untuk bertanggung jawab.
Trump berbalik menyalahkan pihak Demokrat, partai minoritas dalam kongres AS, yang disebutnya telah menghalangi undang-undang tentang imigrasi ilegal
"Seandainya saja Demokrat bersedia untuk menerima dan tidak menghalangi, kita bisa melakukan sesuatu dengan lebih cepat. Baik untuk anak-anak (migran) dan juga negara," ujar Trump.
"Kita memiliki undang-undang keimigrasian terburuk di seluruh dunia."
"Kita terjebak pada hukum yang mengerikan. Apa yang terjadi sangat menyedihkan dan hal itu harus diurus dengan cepat," tambah Trump.
"Namun perlu diingat, sebuah negara tanpa perbatasan bukanlah sebuah negara. Kita harus memiliki perbatasan, kita perlu keamanan. Kita harus menjaga rakyat kita," lanjutnya.
Baca juga: Melania Trump Ingin Krisis Migran di Perbatasan Meksiko Lekas Diakhiri
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.