BERLIN, KOMPAS.com - Kementerian Dalam Negeri Jerman menyatakan, lebih dari 40 pemohon suaka yang diterima memiliki hubungan dengan kelompok ekstremis.
Dua di antaranya diketahui berpotensi melakukan serangan teror, namun telah mendapat suaka politik di Dinas Migrasi dan Pengungsi BAMF cabang Bremen.
Kantor BAMF di Bremen beberapa bulan terakhir jadi sorotan karena tuduhan adanya ketidakberesan dalam proses pemberian suaka.
BAMF Bremen juga dituduh meloloskan sekitar 1.200 pemohon suaka politik dengan menerima uang sogokan.
Baca juga: Polisi Jerman Tembak Pria yang Mengamuk di Katedral Berlin
Sejak bulan lalu, BAMF Bremen dilarang mengeluarkan putusan suaka politik kepada pengungsi. Beberapa pegawainya kini berada dalam penyelidikan polisi.
Selain dua ekstremis tersebut, masih ada 44 pemohon suaka lain yang diketahui memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok radikal.
Sebelumnya, jaringan jurnalis Redaktionsnetzwerk Deutschland memberitakan, sejak 2016 ada 80 pemohon suaka yang diluluskan permohonannya.
Padahal, mereka dilaporkan seharusnya ditangkap dan diserahkan kepada aparat keamanan.
Secara keseluruhan, ada 46 pemohon suaka yang sudah diterima, tapi memiliki hubungan dengan ekstremis. Temuan ini makin membeberkan kekacauan proses pemberian suaka di BAMF cabang Bremen.
Baca juga: Perempuan Pengungsi Suriah Berusia 111 Tahun Ingin Bertemu Dua Cucunya di Jerman
Namun, pejabat BAMF Bremen yang kini dalam penyelidikan polisi dan namanya disebut sebagai "Ulrike B" menolak tuduhan itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.