Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Joseph Goebbels, Ahli Propaganda Nazi Jerman

Kompas.com - 01/05/2018, 17:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

4. Kematian
Pada bulan-bulan terakhir Perang Dunia II, segala pidato yang dicanangkan oleh Goebbels tidak efektif membangkitkan moral pasukan.

Sebab, pada awal 1945, tentara Soviet sudah berada di Sungai Oder. Sedangkan negara Barat bersiap menyeberangi Sungai Rhine.

Sadar akan kekalahan sudah tidak bisa dihindari, Goebbels kembali mengajukan proposal perdamaian kepada Hitler, yang langsung ditolak mentah-mentah.

Ketika para pemimpin Nazi yang lain menyarankan Hitler keluar dari Berlin dan pindah ke benteng di Bavaria, Goebbels menolaknya.

Dia berargumen, Hitler harus tetap berada di Berlin untuk menunjukkan aksi heroik yang terakhir kalinya.

Baca juga : Setelah 70 Tahun, Kakek 102 Tahun dari Era Nazi Bertemu Keponakannya

Dia dan istrinya, Magda, kemudian mendiskusikan rencana bunuh diri serta masa depan anak-anak mereka pada 27 Januari 1945.

Pada 29 April 1945, Hitler memutuskan untuk menikahi kekasihnya, Eva Braun, di dalam Führerbunker.

Setelah menikah, Hitler kemudian mengajak sekretaris pribadinya, Traudi Junge, agar menuliskan wasiat terakhirnya.

Dalam wasiat tersebut, Hitler tidak menyebutkan Fuehrer atau Pemimpin Nazi yang baru. Melainkan menunjuk Goebbels sebagai Kanselir Negara Jerman.

Laksamana Karl Doenitz dilantik sebagai Presiden, dan Martin Bormann sebagai Menteri Urusan Partai.

Goebbels kemudian menulis bahwa dia menolak untuk meninggalkan Hitler dan melarikan diri dari Berlin.

Baca juga : Kisah Perang: Stanley Hollis, Prajurit yang Tak Bisa Dibunuh Nazi

"Saya menolak perintah karena loyalitas pribadi dan kemanusiaan," ucap Goebbels dalam suratnya tersebut. Dia dan keluarganya bakal mati di sisi Sang Fuehrer.

Pada 30 April 1945, Hitler tewas setelah bunuh diri dengan cara menembak kepalanya. Fakta itu membuat Goebbels sangat frustrasi.

1 Mei, Goebbels menunaikan tugasnya sebagai seorang kanselir. Dia menuliskan surat kepada Jenderal Vasily Chuikov, komandan Soviet di Berlin.

Dalam suratnya, Goebbels menginformasikan kematian Hitler, dan permintaan untuk melakukan gencatan senjata.

Wakil Laksamana Hans-Erich Voss mengenang, saat itu, dia melihat Goebbels untuk terakhir kalinya sebelum meninggalkan Berlin.

Dalam pengakuannya, Voss berujar kalau dia sempat meminta Goebbels untuk ikut mereka melarikan diri dari Berlin.

Baca juga : Helmy, Orang Arab yang Selamatkan Perempuan Yahudi dari Holocaust Nazi

"Kapten tidak boleh meninggalkan kapalnya yang karam. Selain itu, kondisi dan anak yang masih kecil membuat saya tidak leluasa melarikan diri," kata Goebbels ditirukan Voss.

1 Mei 1945 malam harinya, dia meminta dokter Nazi, Helmut Kunz, untuk emnyuntik keenam anaknya dengan morfin.

Jadi, ketika mereka berada dalam kondisi tidak sadar, sebuah kapsul berisi racun sianida bisa dimasukkan ke mulut mereka.

Pukul 20.30 waktu setempat, Goebbels dan istrinya keluar dari bunker persembunyian dan berjalan di taman Reich Chancellery.

Di sana, mereka memutuskan untuk bunuh diri. Banyak versi mengatakan tentang bagaimana cara mereka untuk mengakhiri hidup.

Versi pertama, Goebbels menembak Magda sebelum kemudian mengarahkan pistol ke dirinya sendiri.

Adapun versi kedua menceritakan keduanya sama-sama menenggak kapsul berisi sianida, dan kemudian sama-sama menembak agar tidak terlalu menderita.

Ajudan Goebbels, Guenther Schwaegermann mengaku di 1948, Goebbels dan istrinya berjalan di taman, sementara dia menunggu di tangga.

Setelah itu dia mendengar tembakan, dan menemukan keduanya sudah tergeletak di tanah. Atas perintah Goebbels, beberapa prajurit SS menembak untuk memastikan dia sudah tewas.

Jenazahnya kemudian dibakar, dan ditemukan Soviet beberapa hari kemudian. Goebbels dan keluarganya dimakamkan di fasilitas rahasia Soviet, SMERSH, di Magdeburg pada 21 Februari 1946.

Baca juga : Surat Tahanan Auschwitz Ungkap Horor Pembunuhan Yahudi oleh Nazi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com