MEXICO CITY, KOMPAS.com - Sebanyak 7.667 orang menjadi korban pembunuhan di Meksiko dalam kuartal pertama tahun ini. Angka tersebut melonjak 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dilansir dari AFP, Minggu (22/4/2018), pada 2017, jumlah kematian pada kasus pembunuhan di Meksiko tercatat sebanyak 6.406 orang.
Pihak berwenang menyebut, Maret sebagai bulan terburuk tahun ini bagi negara Amerika Latin itu, ketika 2.729 orang terbunuh, kebanyakan tewas akibat ditembak mati.
Sementara, pada Januari terdapat 2.549 pembunuhan, dan 2.389 pembunuhan pada Februari.
Baca juga : Nenek 96 Tahun di Meksiko Raih Impian Bersekolah di Bangku SMA
Pertumpahan darah dipicu persaingan geng yang terlibat dalam perdagangan narkoba, pencurian bahan bakar, penculikan, pemerasan dan aksi kriminal lainnya.
Kekerasan terus terjadi, ketika Meksiko bersiap untuk mengadakan pemungutan suara pada 1 Juli 2018. Pemungutan suara mencakup pemilihan presiden, dua cabang Kongres, dan sejumlah pemilihan di daerah.
Pada tahun lalu, lebih dari 25.339 nyawa melayang akibat kasus pembunuhan yang terjadi di Meksiko.
Angka tersebut menjadikan 2017 sebagai tahun yang paling mematikan bagi warga Meksiko, berdasarkan data dari kementerian dalam negeri.
Tingginya angka kekerasan di Meksiko terjadi sejak maraknya kasus perdagangan narkoba yang telah menyebabkan hampir 200.000 kematian sejak Desember 2006.
Baca juga : Tahun 2017 Jadi Tahun Paling Mematikan bagi Meksiko
Saat itu, mantan presiden Felipe Calderon meluncurkan operasi militer anti-narkoba yang mengundang kontroversi dan dianggap hanya menimbulkan lebih banyak korban jiwa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.