WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Operasi militer yang digelar ke Suriah menunjukkan kemunafikan negara Barat. Kecaman itu dilontarkan jurnalis sekaligus penyiar, Neil Clark.
Seperti dikutip dari Russian Today Senin (16/4/2018), Clark mengatakan kalau Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah melakukan standar ganda.
Dia menitikberatkan kepada pernyataan serangan ke Suriah menyusul dugaan bahwa rezim Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia.
Namun, di sisi lain, Washington seakan diam melihat sekutunya di Timur Tengah, Arab Saudi, membombardir Yaman sejak 2015.
"Mereka menggelar karpet merah kepada Saudi dan mendukung, baik langsung atau tidak langsung, serangan Saudi ke Yaman yang menimbulkan bencana kemanusiaan," kritik Clark.
Baca juga : Saudi Lumpuhkan Rudal Pemberontak Yaman yang Ditembakkan ke Riyadh
"Sementara di sisi lain, mereka mengklaim banyak anak tewas di Suriah akibat senjata kimia, yang sampai sekarang buktinya saja masih belum diketahui," lanjutnya.
Merujuk Kantor Komisioner HAM PBB, sebanyak 6.000 warga sipil tewas sejak Saudi dan koalisinya melancarkan serbuan ke Yaman pada Maret 2015.
Serbuan tersebut dilaksanakan setelah pemerintahan yang diakui komunitas internasional, Abd Rabbo Mansour Hadi, digulingkan oleh kelompok pemberontak Houthi.
Adapun dalam dokumentasi Amnesti Internasional, Saudi dan koalisinya diketahui melakukan 36 kali serangan udara yang dianggap sebagai kejahatan perang.
Dalam serangan udara tersebut, tercatat 513 warga sipil tewas dalam serangan udara tersebut, dan 157 di antaranya merupakan anak-anak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.