Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Momen Ketegangan Korea Utara dan Korea Selatan Selama 68 Tahun

Kompas.com - 09/01/2018, 12:08 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP


SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara dan Korea Selatan mengadakan pertemuan resmi pertama setelah dua tahun, pada Selasa (9/1/2018), memberi harapan terhadap mulai manisnya hubungan dua Korea yang sekitar 68 tahun dihiasi kegetiran.

Ketegangan makin memuncak ketika pada tahun lalu ketika Korea Utara meluncurkan serangkaian uji coba senjata misil, sementara Presiden Amerika Serikat terlibat dalam perang retorika dengan pemimpin Korut Kim Jong Un.

Berikut beberapa momen penting dalam kebuntuan selama puluhan tahun, seperti dilansir dari AFP.

Perang tanpa damai

Pada Juni 1950, perang meletus antara Utara yang komunis dan Selatan yang kapitalis, menyebabkan 2 juta hingga 4 juta orang tewas.

China yang mendukung Korut dalam konflik yang berlangsung tiga tahun, sementara AS memberikan dukungan kepada Korsel.

Baca juga : Jika Korea Utara Canangkan Perang, Korea Selatan Akan Hancurkan Pyongyang

Hubungan dua Korea telah terkunci dalam bahaya sejak perang berakhir pada 1953 dengan gencatan senjata. Namun, itu bukanlah sebuah perjanjian damai, sehingga secara teknis kedua negara masih berperang.

Pembunuhan

Korea Utara telah melakukan berbagai serangan di tengah rapuhnya gencatan senjata.

Negara itu mengirim satu tim yang terdiri atas 31 prajurit ke Seoul untuk membunuh Presiden Park Chung Hee pada 1968. Namun, usaha tersebut gagal, dan justru menewaskan dua orang lainnya.

Dalam "insiden pembunuhan kapak", tentara Korea Utara menyerang pasukan yang mencoba menebang pohon di dalam Zona Demiliterisasi, sehingga dua prajurit AS tewas.

Baca juga : Pertemuan Resmi Korea Utara dan Korea Selatan Sedang Berlangsung

Korea Utara juga melakukan percobaan pembunuhan di Myanmar pada 1983, ketika sebuah bom meledak di pemakaman Yangon saat Presiden Korsel Chun Doo Hwan berkunjung.

Chun selamat, namun 21 orang termasuk beberapa menteri terbunuh.

Orang-orang berjalan di depan patung pemimpin Korea Utara Kim Il Sung (kiri) dan Kim Jong Il (kanan), setelah meletakkan bunga untuk menandai ulang tahun keenam kematian Kim Jong Il, di bukit Mansu, Pyongyang, Minggu (17/11/2017). (AFP/Kim Won Jin) Orang-orang berjalan di depan patung pemimpin Korea Utara Kim Il Sung (kiri) dan Kim Jong Il (kanan), setelah meletakkan bunga untuk menandai ulang tahun keenam kematian Kim Jong Il, di bukit Mansu, Pyongyang, Minggu (17/11/2017). (AFP/Kim Won Jin)

Konfrontasi langsung

Pendiri Korea Utara, Kim Il Sung meninggal dunia pada 1994, dan di bawah kepemimpinan anaknya, Kim Jong Il, terus melanjutkan ketegangan dengan Korea Selatan.

Pada 1996, kapal selam Korea Utara menjalankan misi spionase di pelabuhan Gangneung, sebelah timur Korea Selatan. Operasi yang berlangsung 45 hari berakhir dengan 24 kru kapal tewas karena air masuk ke dalam kapal selam.

Tabrakan kapal militer Korea Selatan dan Korea Utara pada 1999 menyebabkan 50 prajurit Korut tewas.

Baca juga : Rakyat Korea Utara Peringati Enam Tahun Kematian Kim Jong Il

Pada Maret 2010, Korsel menuduh Korut menghancurkan salah satu kapal perangnya yang membunuh 46 orang pelaut. Namun, Korut membantah tuduhan tersebut.

November 2010, Korut meluncurkan serangan pertamanya ke daerah berpenduduk sejak perang, dengan menembaki 170 peluru artileri di Yeonpyeong. Empat orang terbunuh, termasuk dua warga sipil.

Senjata nuklir

Korea Utara secara gigih menjalankan program rudal nuklir dan balistik yang dilarang, sejak uji coba bom atom pada 2006.

Kemajuannya terus meningkat di bawah kepemimpinan Kim Jong Un yang telah melakukan uji coba nuklir keenam dan terbesar pada September 2017.

Kim menyatakan Korut sebagai negara nuklir.

Menteri Unifikasi Korea Selatan Cho Myung Gyun (kiri) berjabat tangan dengan pemimpin delegasi Korea Utara Ri Son Gwon (kanan) dalam pertemuan resmi di Panmunjom, di Zona Demiliterisasi, Selasa (9/1/2018). (AFP/Dong A Ilbo) Menteri Unifikasi Korea Selatan Cho Myung Gyun (kiri) berjabat tangan dengan pemimpin delegasi Korea Utara Ri Son Gwon (kanan) dalam pertemuan resmi di Panmunjom, di Zona Demiliterisasi, Selasa (9/1/2018). (AFP/Dong A Ilbo)

Mulai terbuka

Terlepas dari ketegangan keduanya, beberapa pembicaran mulai digelar.

Kim Jong Il pernah mengadakan dua pertemuan bersejarah dengan Korsel pada 2000 dan 2007. Perundingan tersebut gagal menghasilkan keputusan yang signifikan.

Namun, momen Olimpiade Musim Dingin 2018 membuka kembali komunikasi di antara kedua negara setelah absen dua tahun.

Baca juga : Seoul Masukkan Agenda Reuni Keluarga saat Pertemuan dengan Korea Utara

Saluran telepon lintas batas mulai dibuka untuk pertama kalinya sejak 2016 pada pekan lalu, sebagai tanggapan atas keinginan Kim Jong Un untuk mengirim atletnya ke Olimpiade di Korea Selatan.

Apakah Olimpiade Musim Dingin 2018 bakal disebut sebagai Olimpiade Perdamaian bagi keduanya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com