Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/12/2017, 22:29 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com - Sanofi, perusahaan farmasi yang memproduksi vaksin demam berdarah Dengvaxia, mendesak kepada pemerinta Filipina untuk segera membatalkan penangguhan vaksin tersebut.

Mereka bersikeras penggunaan vaksin tersebut aman dan tidak menyebabkan kematian.

Sebelumnya, pemerintah Filipina yang menjalankan program imunisasi massal vaksin demam berdarah pertama di dunia menangguhkan penggunaan vaksin Dengvaxia setelah Sanofi mengeluarkan pernyataan yang membingungkan.

Dikutip dari AFP, Sanofi menyatakan penggunaan vaksin dapat meningkatkan gejala yang timbul pada seseorang yang belum pernah terkena demam berdarah sebelumnya.

Baca juga: Filipina Tuntut Rp 800 Miliar dari Produsen Vaksin Demam Berdarah

Perwakilan Sanofi, pada Senin (11/12/2017) mengatakan, penangguhan vaksin dan menghilangkannya dari pasaran akan merugikan masyarakat, karena vaksin tersebut efektif bagi sebagian besar warga Filipina.

"Penangguhan dan pembatalan program imunisasi akan menjadi kemunduran dalam upaya negara mengatasi masalah kesehatan masyarakat, juga merugikan warga FIlipina," kata Thomas Triomphe, kepala perusahaan Sanofi untuk Asia Pasifik, di hadapan senat di Manila.

"Upaya penangguhan itu justru akan meninggalkan 90 persen populasi dalam ancaman epidemi yang sebenarnya telah ditemukan pencegahannya," tambahnya.

Menteri Kesehatan Filipina, Francisco Duque, dalam pertemuan tersebut menuduh Sanofi telah berbuat tidak jujur tentang efektivitas vaksin dan meragukan jaminan yang mereka berikan.

"Menurut saya mereka tidak berterus terang sejak awal. Saya sangat curiga. Kita tidak seharusnya melakukan ini. Kita sedang berbicara tentang nyawa anak-anak," ujar Duque.

Baca juga: Pemerintah Filipina Desak Dilakukan Penyelidikan Vaksin Demam Berdarah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com