BEIJING, KOMPAS.com - Kementrian Kesehatan China mengimbau kepada pasien virus corona yang telah sembuh untuk mendonasikan darah.
Seperti diketahui dari AFP, plasma darah yang didonasikan mampu diekstrak dan menolong pasien virus corona lain yang sedang kritis.
Pejabat farmasi kini juga mengembangkan vaksin dan perawatan untuk penyakit epidemik virus corona yang telah menewaskan 1.873 orang di seluruh dunia dengan angka terbesar sebanyak 1.868 di dataran utama China.
Komisi Kesehatan Nasional China mengungkapkan, plasma darah dari pasien yang baru sembuh mengandung antibodi yang siap mengurangi pasokan virus dalam pasien kritis.
Baca juga: Sempat Dibantah, Direktur Rumah Sakit di Wuhan Meninggal karena Virus Corona
"Saya mengimbau kepada seluruh pasien yang sembuh untuk mendonorkan plasma darah mereka sehingga mampu menolong pasien kritis," Ungkap Guo Yanhong, Kepala Komisi Kesehatan Nasional China.
Dikabarkan dari Pusat Biologi Kementrian Pengetahuan dan Teknologi, Sun Yanrong, bahwa terdapat 11 pasien di rumah sakit Wuhan yang menerima donor plasma.
"Satu pasien dari mereka sudah dipulangkan (sembuh), satu orang baru bisa turun dari kasur, dan lainnya dalam proses penyembuhan," Ujarnya.
Imbauan terkait donor plasma darah dinyatakan oleh pemerintah China setelah pembuat produk medis melaporkan kesuksesan dari hasil percobaan di RS First People Wuhan.
Grup Biotek Nasional China mengatakan dalam unggahan di akun resmi Wechat-nya bahwa beberapa pasien kritis yang menerima donor plasma meningkat lebih baik dalam waktu 24 jam.
Baca juga: Dianggap Penyebab Virus Corona, China Bakal Keluarkan Larangan Konsumsi Hewan Liar
Sedangkan pihak WHO mengungkapkan bahwa donor plasma memang penting asalkan dilakukan dengan aman.
"Ini merupakan penemuan penting," Ungkap kepala WHO program darurat, Michael Ryan kepada AFP di Jenewa. Dia menitikberatkan pada efektivitas pembuktian plasma dalam menyelamatkan nyawa manusia ketika bergulat dengan berbagai penyakit berbeda.
"Ini merupakan cara yang paling valid untuk mengeksplor pengobatan, terutama ketika kita tidak punya vaksin atau anti-virus." Paparnya.
Namun pendapat lain datang dari Kepala WHO bidang Global Infectious Hazaard Preparedness, Sylvie Briand. Menurutnya, perawatan berbasis plasma darah sulit untuk ditingkatkan dan menjangkau sejumlah besar pasien.
Dia menekankan perlunya mengikuti protokol keselamatan dengan sangat hati-hati. "Dengan darah, Anda bisa juga menularkan penyakit lain, jadi (mengikuti) protokol sangat penting," Imbuhnya.
Baca juga: Virus Corona Hantui Jepang, Catatkan Kasus Tertinggi Kedua Setelah China
Menanggapi hal tersebut, Sun Yanrong menegaskan bahwa secara klinis, donor plasma dari pasien yang baru sembuh terbukti aman dan efektif.
Sebelum donor, pendonor plasma darah akan menjalani pemeriksaan untuk memastikan mereka tidak membawa virus lain, tegas Wang Guiqiang, kepala fisikawan di Universitas First Peking.
"Hanya plasma darah yang diambil. Selebihnya tidak." Papar Guiqiang. "Komponen darah lainnya termasuk sel darah merah dan trombosit akan diinfus kembali pada si pendonor."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.