Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/12/2017, 23:19 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

MANILA, KOMPAS.com - Pemerintah Filipina pada Senin (4/12/2017) telah mengeluarkan perintah untuk segera dilakukan penyelidikan terhadap 730.000 anak-anak yang telah mendapat vaksin demam berdarah.

Vaksin tersebut yang sebelumnya telah dihentikan persebarannya menyusul pengumuman oleh perusahaan obat-obatan Perancis, Sanofi, akan adanya kemungkinan timbulnya penyakit yang lebih buruk.

Sebuah organisasi non-pemerintah di Filipina mengatakan telah menerima informasi adanya tiga anak yang mendapat vaksinasi dengan Dengvaxia pada April 2016 telah meninggal.

Baca juga: Filipina Tangguhkan Program Vaksin DBD

Namun kabar tersebut dibantah Sanofi yang mengatakan belum ada laporan kematian yang ditimbulkan dari vaksin tersebut.

"Sejauh yang kami ketahui dan sadari, tidak ada laporan kematian terkait dengan vaksinasi demam berdarah," kata Direktur Medis Sanofi Pasteur Philippines, Ruby Dizon dalam konferensi pers di Manila dikutip The Independent.

Pekan lalu, Departemen Kesehatan Filipina memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin Dengvaxia setelah Sanofi mengatakan penggunaan vaksin tersebut harus benar-benar terbatas.

Hal tersebut menyusul ditemukan bukti yang menunjukkan vaksin dapat memperburuk penyakit pada orang-orang yang sebelumnya tidak pernah terpapar infeksi.

Dalam pernyataannya, Sanofi menjelaskan soal temuan tersebut namun juga menambahkan evaluasi jangka panjang vaksin tersebut menunjukkan secara signifikan lebih sedikit yang dirawat inap karena demam berdarah.

Hampir 734.000 anak berusia sembilan tahun ke atas di Filipina telah menerima satu dosis vaksin sebagai bagian dari program pemerintah.

Kementerian Kehakiman pada Senin (4/12/2017) memerintahkan Biro Investigasi Nasional (NBI) Filipina untuk mencari adanya dugaan bahaya kesehatan masyarakat. Dan jika ada dan terdapat bukti kuat, maka akan mengajukan tuntutan.

Baca juga: Inggris Berencana Rekrut 5.000 Perawat dari India dan Filipina

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com