Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2017, 11:02 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

SANA'A, KOMPAS.com — Pemimpin kelompok pemberontak Houthi menyatakan, tewasnya mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh merupakan buah dari pengkhianatan.

Saleh tewas ketika Houthi menyergapnya di ibu kota Sana'a dalam sebuah pertempuran, Senin (4/12/2017).

Mobilnya ditembak roket peluncur granat ketika berada di jalanan Ma'rib.

Sementara Saleh ditembak di kepala oleh penembak jitu Houthi meski partai Saleh, Kongres Rakyat Umum (GPC), membantahnya.

Dalam siaran langsung lewat televisi Houthi, Al Masirah, via Al Jazeera, Selasa (5/12/2017), Abdul Malik al-Houthi menyebut pejuangnya membunuh Saleh karena dia dianggap berkhianat.

Minggu (3/12/2017), Saleh memutuskan mendukung koalisi yang dipimpin Arab Saudi.

Baca juga: Mantan Presiden Yaman Dikabarkan Terbunuh dalam Pertempuran di Sana'a

Dalam pernyataannya seperti dikutip ABC News, Saleh menyatakan siap menjalin hubungan dengan Saudi untuk menghentikan perang di Yaman.

"Saya menyerukan negara sahabat dan aliansinya untuk menghentikan agresi ini," ucap Saleh.

Dia membelot dari Houthi, sekutu yang telah membantunya sejak 2014.

"Hari ini (Senin) adalah momen kejatuhan para pengkhianat. Ini merupakan momen kelam bagi koalisi mereka," ujar Houthi tanpa menyebut Saleh secara spesifik.

Houthi juga menghimbau para pengikut Saleh untuk meletakkan senjata dan menyerah.

Para pengikut Saleh, yang diklaim merupakan ancaman paling berat yang dihadapi Houthi di Jazirah Arab, dapat dihancurkan dalam tiga hari peperangan.

"Kami menyerukan kepada para penjahat perang agar secara bijaksana menghentikan serangan mereka," kata Houthi.

Pemimpin 38 tahun itu melanjutkan, Houthi masih akan memegang tampuk kepemimpinan di Yaman.

Meski begitu, dia menjamin anggotanya tidak akan menyerang GPC sebagai pembalasan dendam atas aksi Saleh. "Urusan kami bukan dengan Partai Kongres Rakyat Umum," ujar Houthi.

Baca juga: Tewas Terbunuh, Ini Sepak Terjang Mantan Diktator Yaman

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com