PERTH, KOMPAS.com - Sejak kecil, Jemma Lilley, 26 tahun, dikenal sebagai anak yang paranoid, dan terobsesi dengan cerita pembunuh berantai nan sadis.
Obsesi itu semakin parah ketika dia dewasa. Puncaknya, Lilley membunuh remaja 18 tahun bernama Aaron Pajich di Perth, Australia.
Korban diketahui mengidap Sindrom Asperger.
Asperger merupakan gejala autis dimana penderita kesulitan berkomunikasi dengan orang lain.
Lilley membunuh Pajich dengan cara yang sangat sadis. Dia mencekik, dan menusuk korban tiga kali sebelum dikubur di halaman rumah.
Dalam aksinya, Lilley dibantu oleh asisten rumah tangga, Trudi Lenon, berusia 43 tahun.
Baca juga : Dipaksa Nikah, Istri Bunuh Suami dan 12 Orang dengan Yoghurt Beracun
Sebelum membunuh, Lilley sempat menulis novel kekerasan tentang keinginannya untuk membunuh sebelum berusia 25 tahun.
Setelah membunuh Pajich, dia kembali menulis "perasaan puas yang belum pernah dia rasakan sebelumnya".
Fakta itu terungkap dalam sidang Kamis (2/11/2017) seperti diwartakan Mirror.
Ibu tiri Lilley, Nina, mengungkapkan bahwa sejak kecil, putrinya itu begitu tergila-gila dengan pembunuh dan novel thriller.
Lilley terutama begitu suka dengan SOS atau Son of Sam.
SOS adalah julukan bagi David Berkowitz. Seorang pembunuh berantai yang menembak enam orang di New York 1970-an silam.
Obsesinya makin menjadi saat Nina menikah lagi dengan pria Australia, Gordon Galbraith.
Oleh Lilley, Galbraith dijuluki "Gacy", yang merujuk kepada pembunuh dan pemerkosa bernama Wayne Gacy.
Baca juga : Dua Anggota Navy Seal Diduga Bunuh Personel Angkatan Darat