Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Truk Mogadishu Membuat Semua Keluarga di Somalia Menangis

Kompas.com - 16/10/2017, 15:09 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

MOGADISHU, KOMPAS.com - Setidaknya 276 orang tewas dan 300 lainnya terluka akibat bom truk bunuh diri yang menghantam kawasan perbelanjaan yang sibuk di Mogadishu, Somalia.

Pemerintah Somalia menyebutnya sebagai serangan paling mematikan sepanjang sejarang negeri yang dirundung perang tersebut.

Angka itu meningkat tajam dari perkiraan polisi yang mengestimasi 20 orang meninggal setelah lebih dari satu jam tragedi ledakan terjadi pada Sabtu waktu setempat.

"Pemerintah Pusat Somalia mengkonfirmasi 276 orang tewas dalam ledakan...dan 300 lainnya terluka dirawat ke rumah sakit yang berbeda di Mogadishu," rilis Kementerian Informasi Somalia, seperti yang dikutip dari AFP, Senin (16/10/2017).

"Saat ini masih ada operasi penyelamatan nasional. Negara sedang berkabung dan doa terus mengalir bagi para korban."

Baca: Berkumandang, Kecaman Pemimpin Dunia Atas Bom di Mogadishu

Perwira kepolisian setempat, Ibrahim Mohamed, menyatakan kepada AFP, banyak korban hangus terpanggang sehingga tak bisa dikenali.

Tim SAR juga telah bekerja hingga malam untuk mengambil mayat korban dari reruntuhan Hotel Safari, lokasi ledakan tersebut.

Bom meledak di persimpangan jalan yang ramai dan dipenuhi gedung bertingkat itu membuat banyak mobil terbakar.

"Ini merupakan tragedi paling menyakitkan yang pernah saya kenang," ujar anggota Senat Somalia, Abshir Ahmed lewat akun Facebook-nya.

Sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut. Namun kecurigaan mengarah kepada kelompok teroris Al Shabaab.

Al Shabaab, merupakan sebuah kelompok teroris yang bersekutu dengan Al-Qaeda. Kelompok itu kerap melakukan aksi teror yang merenggut banyak korban jiwa di Somalia.

Kutukan keras datang dari para pemimpin dunia termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Perancis, Turki, dan Uni Afrika.

Juru Bicara Presiden Turki, Ibrahim Kalin mengatakan, Ankara mengirimkan pesawat yang mengangut obat-obatan. Negara itu juga memimpin donor dan investor di Somalia.

Pasukan keamanan Somalia mendatangi lokasi ledakan bom di sebuah restoran di Mogadishu, ibu kota pada Rabu (6/4/2017). Serangan bunuh diri terbaru melanda kamp militer, Senin (10/4/2017).Associated Press Pasukan keamanan Somalia mendatangi lokasi ledakan bom di sebuah restoran di Mogadishu, ibu kota pada Rabu (6/4/2017). Serangan bunuh diri terbaru melanda kamp militer, Senin (10/4/2017).

Semua Orang Menangis

Wali kota Mogadishu, Tabid Abdi Mohamed langsung mengunjungi korban luka akibat serangan maut itu.

"Tak ada tragedi yang lebih buruk ketika seseorang menemukan mayat saudara mereka dan tidak bisa mengenalinya," katanya.

Ratusan orang menyuarakan slogan anti-kekerasan sambil mengenakan bandana berwana merah atau putih untuk menunjukkan rasa duka cita.

"Kita telah melihat apa yang teroris lakukan tanpa ampun dengan menumpahkan darah orang-orang tidak berdosa. Kita harus berdiri bersatu melawan mereka," tambahnya.

Aktivis Somalia, Abukar Sheik menyebutkan, tak ada ada rumah di mana orang-orangnya tidak menangis saat ini.

Baca: Bom Mogadishu Sudah Renggut 230 Nyawa, Diduga Masih Akan Bertambah

Sementara itu, Presiden Somalia Mohamed Abdullahi Mohamed, yang lebih dikenal dengan nama Farmajo, mendeklarasikan tiga hari berkabung saat mengunjungi lokasi serangan dan kemudian menjenguk beberapa korban di RS terdekat.

"Insiden hari ini merupakan serangan buruk yang dilakukan Al-Shabaab kepada warga dan tidak secara spesifik menargetkan pemerintah Somalia," ucapnya di televisi nasional.

"Ini menunjukkan bagaimana kekerasan sangat kejam dan tidak pandang bulu menargetkan orang-orang yang tidak berdosa," ujarnya.

Seluruh Area Hancur

Kendati Hotel Safari sangat terkenal, namun penginapan itu jarang digunakan para pejabat pemerintah yang selama ini menjadi sasaran target militan Al Shabaab.

Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani lewat akun Twitter-nya mengatakan, kedutaan besar negeri itu rusak parah akibat dan seorang pejabatnya terluka dalam serangan tersebut.

Sementara itu, Persatuan Jurnalis Nasional Somalia mengumumkan juru kamera Ali Nur Siyaad, tewas dan empat jurnalis lainnya mengalami luka-luka.

Palang Merah Somalia menyebutkan lima orang relawan juga tewas saat bom meledak.

Kelompok Militan Al Shabaab dipukul mundur keluar dari ibu kota enam tahun lalu oleh gabungan pasukan Uni Afrika dan Somalia.

Namun, kelompok militan itu masih menguasai wilayah perdesaan dan meluncurkan serangan terhadap sasaran militer, pemerintah, dan warga Somalia.

Serangan bom truk pada Sabtu lalu itu terjadi dua hari setelah menteri pertahanan dan panglima angkatan bersenjata Somalia berhenti dari jabatannya tanpa memberi penjelasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com