Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Presiden Trump Seharusnya Menangani Masalah Korut?

Kompas.com - 05/09/2017, 06:07 WIB

Mengingat sanksi atau aksi militer hanya membawa risiko serius dan manfaat yang terbatas, diplomasi dan dialog tetap merupakan cara terbaik untuk mengatasi krisis saat ini.

Sementara PBB dan negara-negara anggotanya harus terus menerus mengecam keras sikap Korut, AS tetap bertanggung jawab-sebagai satu-satunya negara adidaya di dunia -untuk secara aktif dan imajinatif mengeksplorasi berbagai bentuk dialog dengan Korut.

Ketiadaan perundingan akan membuka kemungkinan berlanjutnya ketegangan strategis.

Presiden Trump yang frustrasi akan dihadapkan, berminggu-minggu atau berbulan-bulan dari sekarang, pada kegagalan sanksi-sanksi atau langkah politik untuk mengatasi Korut.

Ini bisa saja mengakibatkan Trump bertindak berdasarkan keyakinannya yang dimunculkan selama ini, bahwa kekuatan militer adalah 'satu-satunya hal' yang dipahami oleh Kim Jong-un.

Dalam situasi seperti ini, dapat dibayangkan bahwa kedua belah pihak mungkin salah memahami tujuan pihak lain.

Akhirnya, para pihak tersandung konflik yang dapat beralih ke tingkat nuklir - bukan melalui perencanaan yang rasional, namun oleh kesalahan perhitungan yang tidak disengaja.

Negosiasi yang penuh kesabaran tetap menjadi cara untuk menunjukkan kepada Korut tidak hanya kerugian biaya (baik diplomatis dan ekonomi) dari provokasi lebih lanjut, namun juga potensi keuntungan yang dapat direalisasikan jika mengambil sikap moderat.

Berdikusi bukanlah, seperti yang dikatakan Presiden Trump dengan keliru, merupakan langkah 'peredaman' dan merupakan cara terbaik untuk mencegah konflik militer dan mencegah berdetaknya jam menuju kiamat.

Untuk sekarang setidaknya, jarum jam berdetak dalam suasana mencekam, mendekati tengah malam.

---------

*Dr John Nilsson-Wright adalah Peneliti Senior untuk Asia Timur Laut, Program Asia di Chatham House dan Dosen Senior di bagian Politik Jepang dan Hubungan Internasional Asia Timur, Universitas Cambridge.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com