"Saya yakin dia (Brnabic) memiliki kemampuan profesional dan kualitas personal. Saya yakin dia bisa bekerja sangat keras," tambah Vucic.
Saat ini, Brnabic menjabat sebagai menteri urusan administrasi publik dan pemerintahan lokal.
Dia bukan anggota Partai Progresif tempat Vucic bernaung tetapi banyak dilihat sebagai loyalis sang presiden.
Tahun lalu Vucic, saat itu masih menjabat perdana menteri, juga langsung memilih Brnabic untuk menduduki jabatannya saat ini.
Kala itu, duduknya Brnabic di jabatan pemerintahan Serbia disebut sebagai tonggak sejarah di negeri tempat kelompok homosekskual mengalami diskriminasi, pelecehan, dan kekerasan.
Namun, keputusan Vucic mencalonkan Brnabic menjadi perdana menteri ditentang kelompok pro-Rusia.
Selain itu, Dveri, kelompok oposisi konservatif yang dekat dengan Gereja Ortodoks menyebut, penunjukan Brnabic karena tekanan Barat.
"Sangat mungkin partai berkuasa tak memiliki kandidat perdana menteri selain yang diusulkan Barat, yang mendikte semua langkah pemerintah," demikian pernyataan Partai Dveri.
Baca: PM Luksemburg Nikahi Pasangan Homoseksualnya
Kecaman terhadap langkah ini juga datang dari rekan koalisi Presiden Vucic yang geram dengan keputusan itu.
"Ana Brnabic bukan perdana menteri saya," ujar Dragan Markovic-Palma seorang politisi nasionalis kepada kantor berita Beta.
Sebelumnya, Markovic-Palma menegaskan, siapa saja yang akan menduduki jabatan perdana menteri harus memiliki sedikitnya dua orang anak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.