Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah dari Mosul: Kisah tentang Ketakutan, Siksaan, dan Kematian

Kompas.com - 09/06/2017, 15:16 WIB

Dipaksa menyaksikan kekejian

Ahmad (28), warga lingkungan Al-Arabi menuturkan, “Saya tidak pernah lagi keluar dari rumah. Saya muak melihat orang-orang dihukum sepanjang waktu oleh kelompok ISIS.”

Militan ISIS menentukan sebuah tempat untuk mengumpulkan semua orang setiap kali ada orang yang akan dihukum, dipukuli atau bahkan dipenggal.

Orang-orang dituduh melakukan berbagai kejahatan – perzinahan, berkonspirasi dengan aparat keamanan, dan alasan apapun yang mereka lontarkan untuk menakut-nakuti warga.

“Saya sudah tidak bekerja pada saat itu, jadi saya memutuskan untuk tinggal di rumah.

Tapi hanya dua hari, listrik kemudian padam dan mesin genset di tempat kami tak menyala.

Saya pikir petugas lupa menyalakannya, jadi saya memutuskan untuk pergi dan memeriksanya.”

Saat Ahmad pergi, keponakannya yang berusia delapan tahun memutuskan untuk ikut juga. “Ia juga berada di rumah karena sekolahnya sudah tutup. Kami tidak ingin dia belajar di sekolah yang dikuasai ISIS.”

Ketika Ahmad dan keponakannya mendekati mesin genset, mereka melihat sudah banyak orang yang berkumpul di sana. Ahmad langsung bisa mengetahui, para militan ISIS ada di sana juga.

“Mereka memaksa pemilik mesin genset untuk mematikannya, supaya orang-orang keluar dan berkumpul dan menyaksikan kejahatan keji mereka.”

“Saya menyesal sudah keluar rumah hari itu dan saya menyalahkan diri sendiri karena membiarkan keponakan saya melihat pemandangan mengerikan, yang saya tahu dia tidak akan pernah lupa.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com