MONROVIA, KOMPAS.com — Pada saat banyak pemimpin dunia menanggapi kemenangan Donald Trump dengan respons diplomatis, presiden perempuan pertama di Afrika justru mengungkapkan isi hatinya secara blakblakan.
Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf, mengatakan, dia sangat sedih dengan kekalahan Hillary Clinton dan mengkhawatirkan prospek hubungan AS dan Afrika pada masa depan.
Sirleaf menjadi Presiden Liberia setelah perang saudara selama 14 tahun berakhir. Dia memulai masa jabatan kedua pada 2012 dan Hillary Clinton, saat itu menjadi Menlu AS, menghadiri pelantikannya di Monrovia.
Liberia memiliki hubungan dekat dengan AS lewat sejarah masa lalu negeri itu yang dibentuk pada abad ke-19 oleh para budak Amerika yang dibebaskan.
"Kami mengkhawatirkan agenda presiden terpilih Donald Trump untuk Afrika. Kami khawatir dia tak mampu membangun jembatan dengan Afrika," ujar Sirleaf kepada BBC, Rabu (9/11/2016) malam.
"Saya mengkhawatirkan perjanjian dagang dengan Liberia, dengan seluruh Afrika. Saya khawatir soal investasi dan program-program khusus yang sudah dilaksanakan Presiden Obama dan George Bush. Kami tak tahu seperti apa kebijakan terkait Afrika nantinya," kata dia.
Sebagian besar pemimpin dunia sudah memberi selamat kepada Trump dan beberapa dari mereka menyampaikannya dengan sedikit berlebihan.
Di antara para pemimpin itu beberapa adalah para presiden dan perdana menteri perempuan di seluruh dunia.
"AS adalah sekutu kami yang paling dekat. Sangat penting bagi kami untuk meneruskan kerja sama," kata PM Norwegia Erna Solberg.
Sementara itu, Presiden Lituania Dalia Grybauskaite menyampaikan pernyataan dengan sangat sederhana.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan