Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Petinggi Militer Turki yang Diduga Dalangi Kudeta

Kompas.com - 22/07/2016, 13:28 WIB

ANKARA, KOMPAS.com — Sepekan lalu, mereka adalah para petinggi militer yang dianggap sebagai putra terbaik dari institusi paling dihormati di Turki.

Namun, kini para perwira tinggi itu menjadi pesakitan karena dianggap terlibat dalam kudeta militer yang gagal. Mereka dituding sebagai pengkhianat, dipertontonkan kepada media dan dipermalukan.

Sejauh ini, 125 jenderal sudah ditangkap dan 109 di antaranya telah ditetapkan menjadi tersangka serta ditahan.

Meski ratusan petinggi militer sudah ditangkap, sejauh ini Pemerintah Turki belum mengetahui siapa pemimpin lapangan kudeta tersebut.

Sementara itu, Pemerintah Turki berulang kali menuding Fethullah Gulen, ulama yang kini bermukim di AS sebagai dalang kudeta.

"Kami belum mengetahuinya (pemimpin kudeta). Sejauh ini belum jelas," kata Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus dalam jumpa pers pekan ini.

"Terlalu banyak nama dalam dokumen kami, terlalu banyak nama perwira menengah dan tinggi," tambah Kurtulmus.

Inilah beberapa nama para perwira yang diduga terlibat kudeta:

Jenderal Akin Ozturk

Ozturk (64) menjabat panglima AU pada 2013-2015 setelah menjalani karier yang cemerlang.

Dia kemungkinan adalah tokoh paling ternama yang ditahan terkait kudeta ini. Media pemerintah sudah memublikasikan fotonya dua kali.

Di foto pertama, ia terlihat dengan wajah kuyu dan perban di telinganya, sementara di foto kedua lebih kuyu lagi dengan mata menghitam.

Media pro-pemerintah menyebut Ozturk sebagai otak kudeta. Namun, Ozturk membantah menjadi otak atau bagian dari kudeta.

"Siapa yang merencanakan dan mengendalikan kudeta, saya tidak tahu. Saya tidak terlibat dalam kudeta ini. Banyak saksinya," kata Ozturk kepada penyidik.

Dia malah mengatakan, kudeta ini adalah hasil kerja misi asing yang ingin melihat Turki terpecah belah.

Letkol Levent Turkkan

Letkol Turkkan adalah ajudan Panglima AB Turki Jenderal Hulusi Akar dan kerap difoto berada di samping sang jenderal.

Akar sempat ditahan beberapa jam oleh para pelaku kudeta dan didaulat sebagai pahlawan oleh pemerintah.

Kantor berita Anadolu memublikasikan pernyataan Turkkan yang mengaku dia adalah anggota gerakan pimpinan Fethulah Gulen.

Dia juga mengaku memasang penyadap di kantor pendahulu Akar, Jenderal Necdet Ozel.

"Saya menaruh alat perekam di kantornya pada pagi hari dan mengambilnya pada malam hari," ujar Ozel.

Ali Yazici, ajudan Presiden Erdogan

Yazici telah menjadi ajudan Erdogan sejak 2015. Selain itu, dia juga menjadi penasihat militer dan kerap terlihat bersama Erdogan dalam berbagai kegiatan resmi.

Dalam pengakuannya kepada penyidik, dia memang mengambil keputusan yang salah untuk terlibat dalam kudeta.

Namun, Yazici membantah dia adalah anggota gerakan Fethullah Gulen dan tak memiliki hubungan dengan ulama tersebut.

"Bagi saya, Fethullah Gulen adalah pemimpin organisasi teroris," kata Yazici.

Jenderal Mehmet Disli

Jenderal Disli diduga mengendalikan operasi untuk menangkap Jenderal Hulusi Akar dalam kudeta tersebut.

Ironisnya, dia adalah saudara laki-laki dari Saban Disli, Wakil Sekjen Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa.

Saban Disli berusaha menjaga jarak dengan saudaranya itu pasca-kudeta, dan menegaskan agar dia setia kepada Presiden Erdogan.

"Kami berada di bawah komando bendera bulan sabit dan pemimpin kami adalah Recep Tayyip Erdogan. Seorang saudara berpangkat jenderal dengan nama Disli tak akan mengubah hal itu," ujar Saban lewat Twitter.

Mehmet Disli dalam pemeriksaan membantah terlibat kudeta dan menjalin hubungan dengan Fethullah Gulen.

"Saya adalah korban. Saya diancam akan dibunuh dan ditahan," ujar Disli dalam pemeriksaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com