Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengawal Sekularisme, Erdogan, dan Kudeta

Kompas.com - 16/07/2016, 14:14 WIB

Kembali ke dunia politik

Kembalinya militer Turki ke dunia politik dimulai saat tentara menggelar kudeta pertama mereka pada 27 Mei 1960 dan menggulingkan PM Adnan Menderes.

Pemberontakan yang dipimpin Jenderal Cemal Gursel dan Kolonel Alparslan Turkes ini berujung pada eksekusi terhadap PM Adnan Menderes, Menlu Fatin Rustu Zorlu dan Menkeu Halas Polatkan pada 16 September 1961.

Cemal Gursel juga memensiunkan paksa 235 orang jenderal dan 3.000 lebih perwira, menyingkirkan 500 hakim dan jaksa serta 1.400 akademisi.

Sebulan setelah eksekusi PM Menderes, militer mengembalikan pemerintahan kepada sipil tetapi tetap mendominasi politik Turki dengan menempatkan Jenderal Ismet Inonu sebagai perdana menteri dari 1961-1965.

Namun yang terpenting dari kudeta 1960 ini adalah kemunculan Undang-undang tindakan internal bagi militer Turki yang diterbitkan komite persatuan nasional Turki.

Undang-undang baru yang terbit pada 4 Januari 1961 ini memberi legitimasi bagi militer untuk melakukan intervensi politik jika dirasa perlu.

Sejak terbitnya undang-undang ini terbit, setidaknya militer Mesir telah melakukan tiga kali kudeta di saat mereka menganggap ideologi Kemalisme terancam.

Necmetin Erbakan

Salah satu orang yang dianggap militer Turki hendak menghancurkan warisan Mustafa Kemal Ataturk adalah Necmetin Erbakan, yang menjadi perdana menteri pada 1996-1997.

Erbakan, insinyur mesin dari Universitas Teknik Istanbul (ITU) 1948 dan Universitas Aachen, Jerman ini dikenal sebagai presiden Turki pertama yang berasal dari partai politik berhaluan Islam.

Erbakan juga mendapatkan gelar doktor keduanya dalam Studi Islam dri Universitas Raja Saud, Arab Saudi. Setelah kembali ke Turki, Erbakan sempat menjadi dosen di ITU sebelum menjadi politisi.

Dia juga diketahui merupakan anggota komunitas sufi Turki, Tarekat Naqshanbadiah.

Selama karier politiknya, Erbakan pernah menjadi pemimpin partai politik berhaluan Islam yang semuanya berakhir tragis, diberangus pemerintah Turki.

Puncaknya, saat dia menjadi ketua Partai Penyelamat Nasional (MSP) yang berkoalisi dengan Partai Rakyat Republik pimpinan PM Bulent Ecevit di puncak krisis Siprus 1974.

Usai kudeta militer 1980, junta berkuasa memberangus partai pimpinan Erbakan dan melarang dia berpolitik. Erbakan muncul kembali ke dunia politik setelah referendum mencabut larangan berpolitik bagi partai sayap kanan pada 1987.

Erbakan muncul kembali menjadi pemimpin Partai Refah (Partai Kesejahteraan). Akibat perseteruan dua politisi konservatif Mesut Yilmaz dan Tansu Ciller, partai pimpinan Erbakan memenangkan pemmilu pada 1995.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com