Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Sipil Inggris Lolos Menyamar ke Basis Pelatihan Taliban

Kompas.com - 15/10/2014, 13:14 WIB

Namun, dia terkejut. Dia ternyata disambut "dengan tangan terbuka" dan diantar untuk bertemu banyak orang di kamp itu. Dia juga sekilas melihat gudang senjata mereka, sebuah tenda yang penuh dengan tas-tas berisi pistol, senapan serbu Kalashnikov, dan amunisi.

Salah seorang pemimpin di situ mengatakan kepadanya bahwa kamp itu "berjalan baik-baik saja" dan sedang melatih tujuh atau delapan pria Inggris yang berasal dari London.

Sarwar kemudian ditawarkan untuk mengikuti pelatihan di "akademi" itu dengan bayaran 1.000 poundsterling (atau Rp 19,5 juta). Dia diberi tahu bahwa uang itu akan digunakan untuk mendanai fasilitas pelatihan dan membeli komponen pembuatan bom.

Sarwar pura-pura tertarik. Setelah dua hari di sana, dia meninggalkan tempat itu dengan alasan palsu, yaitu untuk mendapatkan uang tunai guna membayar biaya pelatihan. Namun, dia tidak pernah kembali ke sana.

Dia mengatakan, "Tidak bisa dipercaya bahwa saya berhasil bertemu dan kemudian diundang untuk bergabung dengan Taliban hanya dalam tujuh hari. Jika saya bisa melakukan hal itu hanya berdasarkan kemauan dan tanpa penelitian sebelumnya, maka tidak mengherankan bahwa anak-anak muda Inggris direkrut oleh Taliban, ISIS, dan kelompok-kelompok lainnya."

Sarwar mengatakan, pengalamannya itu akan membantu dirinya untuk mencegah anak-anaknya sendiri bergabung dengan sel teror, atau menjadi pelaku teror tunggal (lone wolfs).

Ia memutuskan untuk menulis sebuah laporan yang dibumbui fiksi tentang pengalamannya dalam upaya untuk merangkul lebih banyak orang dan memberikan wawasan tentang cara berpikir kaum teroris.

Buku itu, yang berjudul The Cell, The Wolf & The Faith: They Love Death More Than We Love Life, diterbitkan E&P dan sekarang dijual dalam format cetak dan e-book.

Sarwar memutuskan untuk tidak menggunakan nama samaran dalam menerbitkan bukunya, yang ditulis sebagai sebuah thriller. "Sebagai seorang Muslim, saya tidak sedang mengkritik Islam, agama yang saya anut," katanya. "Naskah (buku) saya telah dibaca oleh banyak sarjana dan ulama dari seluruh dunia Islam dan saya telah diyakinkan bahwa buku saya tidak mengandung unsur-unsur hujatan, penghinaan, atau yang bersifat menghina agama atau keyakinan lain, termasuk Islam. Saya hanya mengecam segelitir umat Islam yang terus-menerus menggunakan nama Islam secara sembarangan dan untuk tujuan politik atau militeristik mereka sendiri."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com