Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenangan Hampa ANC di Tengah Kemarahan Rakyat Afrika Selatan

Kompas.com - 10/05/2014, 15:30 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

JOHANNESBURG, KOMPAS.com - Partai Berkuasa, African National Congress (ANC) mempertahankan cengkeraman kekuasaannya di Afrika Selatan. ANC berhasil memenangkan pemilihan umum yang digelar 7 Mei 2014 dengan raihan suara meyakinkan 62,15 persen.

Kemenangan ini adalah yang kelima kalinya secara berturut-turut sejak rejim apartheid dihapuskan.

Namun, kemenangan ini dibayangi oleh merosotnya perolehan suara partai pimpinan presiden Jacob Zuma itu. Raihan suara ANC turun 3,75 persen dan dipastikan kehilangan suara mayoritas 2/3 kursi di parlemen.

Oposisi sendiri berhasil mulai menerobos dominasi ANC. Democratic Alliance pimpinan politisi wanita berkulit putih Helen Zille meningkatkan raihan suaranya dari 16,66 persen menjadi 22,23 persen.

Melonjaknya perolehan suara ini merupakan fenomena yang mengejutkan mengingat partai ini sering dikritik sebagai partai berkulit putih simbol Apartheid. Tidak kalah mengagetkan, tercatat 6 persen penduduk kulit hitam memilih DA, naik dari 1 persen pada pemilu sebelumnya.

Kemenangan ANC dibayangi oleh kemurkaan warga Afsel atas meningkatnya korupsi, kesenjangan sosial, dan sosok kontroversial Presiden Zuma.

Zuma baru saja menjadi sorotan publik setelah diberitakan menggunakan 23 juta dolar AS uang negara untuk merenovasi rumah peristirahatannya di Nkandla.

ANC juga dinilai sudah melupakan janji pembebasan yang pernah diutarakannya ketika apartheid dihapuskan. ANC tidak berjuang untuk kepentingan warga kulit hitam Afsel yang miskin. Elit-elit partai sibuk memperkaya dirinya beserta dengan kroni-kroninya.

Abioden Aremu, akademisi pendukung penghapusan apartheid mengutarakan bagaimana ANC melenceng dari simbol harapan dan perubahan menjadi partai yang dikuasai politisi korup.

Kaum pemuda Afsel menjadi simbol kemarahan warga kulit hitam dengan berunjuk rasa terhadap kehidupan yang sulit dan infrastruktur yang menyedihkan.

Kematian Nelson Mandela mulai mengikis perlahan kenangan akan kejamnya rejim Aparheid. Khususnya, kaum muda ini tidak pernah merasakan langsung. Mereka tidak terlalu peduli bahwa ANC telah membebaskan mereka. Yang terpenting bagaimana hidup sejahtera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com