Seruan Amos ini disampaikan agar bantuan makanan dan obat-obatan untuk sekitar 3.000-an orang warga yang terperangkap bisa dikirimkan.
Dia menambahkan, penembakan dan pengeboman yang hampir tidak pernah berhenti membuat para pekerja sosial tidak bisa memasuki kawasan itu.
"Saya menyerukan ke semua pihak agar menghentikan kekerasan dengan segera di Moadamiyet agar pekerja kemanusiaan bisa mengevakuasi warga sipil yang tersisa dan mengirimkan bantuan kemanusiaan," ujar Amos.
Amos melanjutkan, situasi kota yang terkepung sehingga bantuan tak bisa dikirimkan bukan hanya dialami Moadamiyet al-Sham.
"Ribuan keluarga masih terperangkap di banyak tempat di Suriah, misalnya di Nubil, Zahra, kota tua Aleppo, kota tua Homs dan Hassakeh," sambung Amos.
"Berapa banyak lagi anak-anak, perempuan dan laki-laki akan tewas sia-sia? Komunitas internasional sudah menegaskan berulang kali agar pertempuran dihentikan untuk memberikan bantuan kemanusiaan," Amos menegaskan.
Sebagian besar wilayah Moadamiyet al-Sham dikuasai pemberontak, meski ada beberapa daerah kantung yang dikuasai pasukan Bashar al-Assad.
Kelompok oposisi menuding pasukan pemerintah sengaja menciptakan kelaparan dengan cara mengepung dan menghujani daerah itu dengan bom hampir setiap hari.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.