Kasus bermula tatkala 16 bayi di Provinsi Gansu didiagnosa mengalami penyakit batu ginjal setelah meminum susu produksi Grup Sanlu. Penyelidikan menunjukkan kalau susu buatan perusahaan susu skala besar di China itu tercemar melamin. Isu pun merebak menyangkut keamanan pangan di China. Sedikitnya, 11 negara menghentikan impor susu dari Negeri Panda itu.
Sejak itulah, menurut Managing Director Mega Global Food Industry Richard Cahadi Sjarif trauma malanan lokal masih tak lekang di benak rakyat China. "Bahkan sampai sekarang," katanya di Gresik, Jawa Timur, Jumat pekan lalu.
Keamanan pangan
Berangkat dari kenyataan itulah, lanjut Richard, pihaknya menggulirkan spirit keamanan pangan mulai dari hulu produksi hingga hilir sampai ke tangan konsumen. Tak hanya itu, papar Richard, biskuit tak cuma di dalam negeri, menjadi salah satu camilan favorit masyarakat.
Pada bagian awal proses produksi, kata Richard, pihaknya sudah menerapkan deteksi awal agar tepung terigu tidak tercemar oleh kotoran-kotoran seperti serpihan kayu. Pasalnya, wadah penampung tepung dari pemasok memang terbuat dari kayu.
Pada proses selanjutnya, di dalam rangkaian mesin sepanjang 200 meter tersebut, ada juga alat pendeteksi kandungan logam. Tak cuma itu, saat produk biskuit sudah di dalam kemasan, masih ada tes contoh untuk melihat apakah kemasan benar-benar hampa udara. Sudah menjadi pengetahuan umum kalau udara bebas acap membawa parasit maupun kuman yang merugikan kesehatan. "Kami juga meneliti soal warna biskuit yang sudah jadi," kata pria yang senang bercerita itu.
Masih menurut Richard, sampai saat ini, mesin pembuat biskuitnya mampu menghasilkan 3,5 ton biskuit dalam waktu satu jam. Lalu, sejak delapan tahun silam, perusahaan tersebut sudah mengekspor produknya. Saat ini, komposisi ekspor mencapai 60 persen dari total produksi. Salah satu tujuan ekspor adalah ke Australia dan Selandia Baru.
Untuk lebih menjaring minat masyarakat, perusahaan juga membuka diri melalui kunjungan pabrik menyasar anak-anak dan kaum perempuan. "Baik juga kalau suatu ketika di kawasan pabrik bisa digelar acara memasak besar-besaran dengan bahan dasar biskuit sehat,"demikian Richard Cahadi Sjarif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.