ANKARA, KOMPAS.com - Turki menyanggah anggapan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bakal kembali jika mereka menyerang milisi Kurdi.
Melalui juru bicara pemerintahan Ibrahim Kalin, Ankara menegaskan mereka tak akan membiarkan kelompok yang dinyatakan kalah pada Maret lalu itu kembali.
Baca juga: Jika Kurdi Diserang Turki, Bakal Picu Kembalinya ISIS
"Turki akan melanjutkan melawan Daesh (akronim ISIS), dan tak akan membiarkan mereka kembali dalam bentuk apa pun," tegas Kalin di Twitter dikutip AFP Senin (7/10/2019).
Pernyataan itu terjadi setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan, mereka tidak akan mendukung atau terlibat dalam operasi Ankara di utara Suriah.
Pengumuman itu seolah "memberi jalan" bagi pemerintahan Recep Tayyip Erdogan guna memerangi Kurdi, milisi yang selama ini disokong AS.
Washington pun menyatakan mulai bakal menarik pasukan dari Suriah, buntut dari percakapan Presiden AS Donald Trump dan Erdogan.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dimotori Kurdi menanggapi dengan menyatakan, penarikan itu berdampak pada ancaman kosongnya kekuasaan yang bisa dimanfaatkan ISIS.
Dalam pembicaraannya dengan Trump, Ankara juga menawarkan adanya "zona aman" untuk memulangkan dua juta pengungsi Suriah.
Zona itu bakal memberikan fungsi ganda. Mengamankan perbatasan Turki dari "teroris", dan memberikan jalan bagi para pengungsi untuk pulang.
Kalin melanjutkan, meski melancarkan operasi militer, Turki tidak berambisi untuk melakukan pendudukan atau mengubah demografi negara.
Terdapat sekitar 3,6 juta pengungsi Suriah di Turki, dan merupakan jumlah tertinggi du dunia. Menjadi sumber ketegangan di negara tersebut.
Baca juga: AS Beri Jalan Turki untuk Menginvasi Utara Suriah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.