Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Kurdi Diserang Turki, Bakal Picu Kembalinya ISIS

Kompas.com - 07/10/2019, 15:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

QAMISHLI, KOMPAS.com - Kurdi memperingatkan rencana Turki untuk menyerang mereka bakal memicu kembalinya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Pernyataan itu disampaikan seiring dengan keputusan Amerika Serikat (AS) yang "memberi jalan" bagi operasi militer Turki ke utara Suriah.

Baca juga: Australia Didesak Terima Kembali 22 Wanita dan 44 Anak-anak yang Pernah Gabung ISIS

Dilansir AFP Senin (7/10/2019), AS mulai menarik pasukannya di area yang berada di perbatasan Turki jelang operasi yang dilancarkan Ankara.

"AS mulai menarik pasukan dari area perbatasan dengan Turki di timur laut Suriah," ujar Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dimotori Kurdi.

Pemantau HAM Suriah menyatakan, mereka melihat bahwa serdadu Negeri "Uncle Sam" mulai digerakkan dari posisi kunci mereka di Ras al-Ain dan Tal Abyad.

Pada Minggu (6/10/2019), Gedung Putih menjelaskan bahwa Ankara bakal segera mengeksekusi rencana invasi yang sudah lama mereka rencanakan.

SDF yang selama ini disokong AS menyatakan, operasi itu bakal menyulitkan upaya mereka menghancurkan ISIS, dan membuat pemimpin kelompok ekstremis itu keluar.

Selain itu, mereka juga menuturkan serangan Turki bakal mengancam penjara yang dikelola, maupun tempat pengungsian ISIS dan keluarganya.

Turki berniat mengusir pasukan Kurdi Suriah perbatasan, dengan menyebut mereka sebagai "teroris" pemberontakan Kurdi di sana.

Ankara sudah dua kali mneggelar serangan. Yakni pada 2016 dan 2018 melawan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), milisi yang jadi tulang punggung SDF.

Dimarjinalisasi dalam jangka panjang, Kurdi Suriah memilih menghindari perang saudara, dan fokus dalam menumpas kelompok ISIS.

Di area Ras al-Ain, Tal Abyad, dan Kobane, dilaporkan milisi Kurdi mulai menggali parit dan terowongan untuk bersiap menghadapi serangan Turki.

Baca juga: AS Beri Jalan Turki untuk Menginvasi Utara Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com