Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikut Unjuk Rasa Saat Umur 10 Tahun, Remaja 18 Tahun di Saudi Terancam Dihukum Mati

Kompas.com - 08/06/2019, 11:03 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

RIYADH, KOMPAS.com - Seorang remaja 18 tahun di Arab Saudi dilaporkan terancam dihukum mati setelah mengikuti aksi protes Arab Springs yang berlangsung 2011 silam.

Tiga tahun setelah aksi unjuk rasa Arab Springs itu, Murtaja Qureiris ditangkap oleh otoritas di Bandara King Fahd saat hendak berangkat ke Bahrain.

Pada saat itu, dia dianggap oleh aktivis serta para pengacara sebagai tahanan politik termuda yang ditahan oleh otoritas negara kaya minyak itu.

Baca juga: Bergabung dengan ISIS, 3 Warga Perancis Dihukum Mati di Irak

Kini dalam usia 18 tahun seperti dilansir CNN via Daily Mail Jumat (7/6/2019), Murtaja terancam hukuman mati setelah hampir empat tahun ditahan dalam sidang praperadilan.

Saat ini, dia dilaporkan menjalani sidang dengan tuduhan bergabung bersama kelompok ekstremis, melakukan aksi kekerasan, menembak aparat, dan ikut dalam pemakaman kakaknya.

Si kakak, Ali Qureiris, ditembak mati oleh pasukan Saudi karena berpartisipasi dalam demonstrasi yang bisa dihukum sesuai dengan Dekrit Kerajaan 44/A.

Pada April tahun ini, Saudi mengumumkan telah mengeksekusi 37 orang yang, menurut organisasi HAM Reprieve, berasal dari kalangan minoritas Syiah.

Saudi adalah negara dengan tingkat eksekusi tertinggi dunia, dan sering dikritik karena menjatuhkan hukuman mati kepada anak di bawah umur yang melakukan kejahatan.

Usia anak yang dianggap layak untuk dipidana tidak dijelaskan. Namun pada 2006, Komite Hak Anak diberi tahu Saudi menaikkan batas usianya menjadi 12 tahun.

Riyadh dikabarkan juga telah memberi tahu PBB mereka tidak akan menjatuhkan hukuman mati kepada terdakwa yang diputus bersalah sebelum mencapai usia penuh.

Saat ditahan, Murtaja berusia 13 tahun. Namun dalam penelusuran CNN, dia melakukan aksi unjuk rasa tatkala berusia 10 tahun pada delapan tahun silam.

Dalam video yang diperoleh CNN, Murtaja terlihat mengenakan celana jins dan mengendarai sepeda dengan matanya yang lebar dan senyum tersungging di depan kamera.

Momen berikutnya, dia turun dari sepedanya dan bergabung bersama sekitar 30 anak muda lainnya. Murtaja mengangkat megafon dan meneriakkan yel-yel "Orang-orang berhak mendapat HAM".

Baca juga: Arab Saudi Eksekusi 37 Terpidana Mati Kasus Terorisme

Keluarganya dilaporkan sering terlibat dalam aksi protes melawan apa yang mereka sebut sebagai perlakuan tidak adil pemerintah terhadap kalangan Syiah.

Aktivis mengungkapkan salah satu saudara Murtaja juga ditangkap oleh otoritas dengan sang ayah dikabarkan dijebloskan dalam penjara pada 2018.

Murtaja menolak tuduhan yang diberikan kepadanya dan menuturkan pengakuan yang diberikan oleh jaksa terjadi karena dia berada di dalam tekanan.

Dia mendapat tuntutan hukuman mati beberapa bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-18 meski dia tidak mendapat dakwaan menyebabkan nyawa seseorang melayang.

Baca juga: Total 11 Warga Perancis Telah Dijatuhi Hukuman Mati di Irak karena Gabung ISIS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com