Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/05/2018, 12:39 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky

TEHERAN, KOMPAS.com - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam keras Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dia menuduh Trump telah melakukan kebohongan lebih dari 10 kali ketika mengumumkan AS keluar dari perjanjian nuklir Iran (8/5/2018).

Dilansir Sky News Rabu (9/5/2018), Khamenei menyebut tindakan presiden 71 tahun itu merupakan bentuk ancaman terhadap pemerintah dan rakyat Iran.

Pemimpin tertinggi berusia 78 tahun itu berkata Trump telah menulis surat yang ditujukan kepada para pemimpin negara di Teluk Persia.

Baca juga : Trump: AS Keluar dari Perjanjian Nuklir Iran

Dalam surat tersebut, Trump meminta negara di Teluk Persia untuk bersatu. Sebab, AS sudah menghabiskan dana hingga 7 triliun dolar AS, atau sekitar Rp 98.499 triliun.

"Anda adalah pria yang picik," ujar Khamenei. "Dengan uang itu, Anda berusaha mendominasi Irak dan Suriah. Namun Anda gagal," lanjutnya.

Dalam pidatonya yang berapi-api, Khamenei berkata tubuh Trump bakal berubah menjadi abu. "Dia bakal menjadi makanan cacing dan semut. Negara Iran bakal tetap berdiri," ujarnya.

Dia juga mengaku tidak mempercayai negara Eropa yang selama ini menjadi sekutu AS seperti Jerman, Perancis, dan Inggris.

Presiden Iran, Hassan Rouhani, menyatakan mereka bakal terus berada di perjanjian tersebut selama mendapat jaminan dari negara itu, termasuk Rusia dan China.

Mantan presiden periode 1981-1989 itu menyatakan tidak masalah jika Teheran tetap melanjutkan kerja sama dengan negara-negara tersebut.

"Namun, jika Anda tidak mendapat jaminan dari mereka, di mana saya bisa memperkirakan, maka kita harus melakukan langkah lain," tutur Khamenei.

Sebelumnya, dalam konferensi pers, Trump berkata kalau perjanjian bernama Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) itu sepihak.

Presiden ke-45 dalam sejarah AS itu berujar, JCPOA merupakan bencana dan memalukan bagi Negeri "Paman Sam" tersebut.

Sebab, perjanjian yang dibuat pada 2015 di Wina, Austria, tersebut tidak menghentikan ambisi Iran untuk menciptakan senjata nuklir.

"Kami tidak akan membiarkan rezim yang menyebut 'Matilah Amerika' untuk mendapatkan akses ke senjata paling mematikan di Bumi," imbuh Trump.

Baca juga : Obama: Keputusan Trump Keluar dari Kesepakatan Nuklir Iran Sesat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Sky
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com