Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS dan Inggris Hentikan Bantuan untuk Suriah

Kompas.com - 12/12/2013, 15:53 WIB
ISTANBUL, KOMPAS.COM - Amerika Serikat dan Inggris menghentikan bantuan non-senjata buat Suriah utara setelah para petempur Islam merebut sejumlah gudang senjata pemberontak  dukungan Barat. Perebutan gudang-gudang itu menimbulkan kekhawatiran bahwa pasokan bantuan AS dan Inggris bisa berakhir di tangan orang yang salah.

Pemberontak yang tergabung dalam Tentara Pembebasan Suriah (Free Syrian Army/FRA) yang sedang melawan Presiden Bashar al-Assad mengatakan, langkah AS dan Inggris itu terburu-buru dan keliru. "Kami berharap teman-teman kami memikirkan kembali dan menunggu selama beberapa hari saat hal-hal ini menjadi lebih jelas," kata juru bicara FSA, Louay Meqdad.

Penghentian itu menggarisbawahi krisis bagi kepemimpinan FSA, yang membutuhkan dukungan internasional guna memperkuat kredibilitasnya dan menghentikan pejuangnya bergabung dengan kaum militan Islam yang didukung Al Qaeda yang kini mendominasi perang melawan Assad.

Para petempur Front Islam, yang memiliki enam brigade utama dan yang pekan lalu mengatakan bahwa pihaknya telah keluar dari FSA, merebut sejumlah markas besar Dewan Militer Suriah (Syrian Military Council/SMC), yang bertanggung jawab kepada FSA, dan sejumlah gudang senjata di Bab al-Hawa di daerah perbatasan barat laut Suriah dengan Turki.

Seorang pejabat AS mengatakan, pemimpin FSA Jenderal Salim Idriss telah melarikan diri ke Turki selama pengambilalihan gudang-gudang itu, yang berisi truk, makanan, perangkat medis dan peralatan komunikasi termasuk laptop dan radio.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pemantau anti-Assad yang berbasis di Inggris, mengatakan, Front Islam telah merebut senjata anti - pesawat dan anti-tank dari gudang-gudang senjata SMC dalam pertempuran pada hari Sabtu itu.

Keberhasilan Front Islam dalam merebut gudang-gudang itu dapat merusak jaminan SMC kepada AS bahwa tidak ada persediaan yang dikirim ke para pejuangnya yang akan jatuh ke tangan brigade Islam.

Juru bicara kedutaan besar AS di Ankara mengatakan, situasi tersebut sedang diselidiki "guna mengetahui status peralatan AS dan persediaan yang diberikan kepada SMC. Sebagai akibat dari situasi ini, Amerika Serikat menghentikan semua pengiriman lanjutan dari bantuan non-senjata ke Suriah utara, " kata juru bicara itu . Pengiriman ke Suriah selatan, melalui Yordania, tidak akan terpengaruh.

Bantuan Amerika, mencakup truk, ambulans dan makanan siap saji, mencapai Suriah lewat Turki.

Pada musim panas lalu, sejumlah pejabat AS mengemukan bahwa mereka telah mengembangkan sebuah sistem distribusi dengan menggunakan operasi SMC yang akan memastikan bahwa bantuan itu mencapai kelompok-kelompok sekutu AS. AS sudah khawatir, bantuan non-senjata itu tidak boleh jatuh ke tangan kaum militan Islam.

Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan, penghentian itu tidak boleh disalahartikan. "Ini benar-benar bukan awal AS mencuci tangan," kata pejabat itu. "Kami akan tetap terlibat dalam upaya kemanusiaan. Kami akan tetap terlibat dalam upaya diplomatik. Ini tidak mewakili perubahan kebijakan dalam dukungan kami bagi oposisi moderat."

Ia mengatakan, pemerintah sedang mencari cara lain untuk melihat bagaimana dukungan dapat diberikan demi memastikan bantuan itu tidak jatuh ke tangan kaum "ekstrimis".

Inggris ingin situasi itu diklarifikasi setelah bentrokan tersebut. "Kami tidak punya rencana untuk mengirimkan peralatan apapun selagi situasi tetap sangat jelas. Kami akan terus memantau ini di bawah kajian yang cermat," kata seorang juru bicara Kedutaan Besar Inggris di Ankara.

Turki telah menutup penyeberangan dari sisi perbatasannya di Provinsi Hatay, kata sejumlah sumber pabean kepada kantor berita Reuters, yang mengutip adanya laporan soal peningkatan bentrokan di sisi Suriah. Namun tidak ada konfirmasi dari para pejabat Turki terkait hal itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com