Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Konsekuensi Pembunuhan Dubes Rusia Bagi Turki?

Kompas.com - 20/12/2016, 07:17 WIB

ANKARA, KOMPAS.com - Andrey Karlov, duta besar Rusia yang tewas ditembak di Ankara, Turki merupakan sosok diplomat senior lintas zaman.

Kematian Karlov, yang sudah bertugas di Turki di masa krisis kedua negara pasca-penembakan jet Rusia, diperkirakan bakal memberikan dampak buruk bagi Turki.

Diduga masalah keterlibatan Rusia di Suriah, khususnya Aleppo, menjadi latar belakang penembakan itu.

Sebab, sang penyerang sebelum melepaskan tembakan meneriakkan slogan-slogan terkait nasib anak-anak yang terbunuh di Aleppo.

Lokasi pembunuhan ini berada di pusat seni dan budaya di distrik Cankaya, Ankara.

Kawasan ini seharusnya merupakan daerah dengan pengamanan maksimum di ibu kota Turki ini.

Sebab, dalam radius 50 meter dari tempat kejadian terdapat kantor kedubes AS, Jerman, dan Austria.

Di dalam kawasan yang sama juga terletak kantor Kadin Turki, Badan Pengawas dan Regulasi Bank (BDKK), kantor jaksa agung, dan kantor dagang Rusia.

Kawasan ini berada tak jauh dari Ataturk Boulevard tempat yang biasa dilalui perdana menteri Turki saat menuju ke kantornya.

Saat penembakan terjadi, Menlu Turki Mevlut Cavusoglu sedang dalam penerbangan menuju ke Moskwa untuj bertemu dengan para menlu dari Rusia dan Iran untuk membahas situasi Suriah.

Beruntung, meski terjadi penembakan atas salah seorang diplomatnya, Rusia memastikan pertemuan penting itu tetap digelar.

Sementara itu, Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia sudah memberikan pernyataan dan mengecam seragan yang ditujukan untuk merusak hubungan Rusia-Turki.

Sedangkan Erdogan menegaskan, dia sudah menerima usulan Putin untuk membentuk tim investigasi bersama demi membongkar dalang pembunuhan itu.

Jika sang penembak bisa ditangkap hidup-hidup, tentu memudahkan upaya aparat keamanan untuk membongkar  jaringan di belakangnya.

Sayangnya, dalam kejadian di dalam ruangan yang relatif sempit itu, polisi tak memiliki banyak pilihan selain "menetralkan" pelaku.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com