“Pada zaman perang dingin, ada yang namanya mesin propaganda Uni Soviet, setiap hari menyebarkan kebohongan yang berbeda. Pertama, rakyat Rusia akan memercayainya dan mereka juga berharap dunia memercayainya," kata Davutoglu.
"Yang ada cuma omong kosong besar,” tegas Davutoglu di Ankara, Kamis (3/12/2015).
Davutoglu membantah keras tudingan terbaru Negeri Beruang Merah bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan dan keluarganya mendapatkan keuntungan bisnis dari perdagangan minyak ilegal dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
“Propaganda ini adalah mainan lama yang muncul kembali. Tidak akan ada yang percaya dengan mesin kebohongan itu,” kata Davutoglu.
Dia menambahkan, Amerika Serikat juga telah membantah propaganda murahan Rusia dan itu membuktikan Rusia hanya mengarang cerita.
Sebelumnya, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Mark Toner menuturkan bahwa tidak ada bukti untuk mendukung tuduhan Rusia bahwa Pemerintah Turki berbisnis minyak dengan kelompok teroris tersebut.
Berbicara beberapa hari sebelumnya, Presiden Erdogan pun mengecam keras apa yang disebutnya sebagai kebohongan Putin.
Dia mengatakan akan mengundurkan diri jika Putin dapat membuktikan tuduhan tidak berdasarnya itu. (Baca: "Saya Mundur jika Terbukti Turki Beli Minyak dari ISIS")
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.