Jenderal 58 tahun itu menuturkan bahwa aksi Kremlin bisa menciptakan situasi berbahaya, di mana pihaknya menemukan aktivitas tersebut perlu mendapat perhatian.
Raymond juga mencatat, ada satelit Rusia yang menunjukkan karakteristik sebagai senjata saat meluncurkan proyektil berkecepatan tinggi pada 2017.
Washington mengaku sudah membahasnya di konferensi pelucutan senjata PBB pada 2018, melalui Asisten Menteri Luar Negeri Bidang Verifikasi dan Kepatuhan Pengendalian Senjata, Yleem DS Poblete.
Dia menerangkan bahwa pergerakan satelit Rusia di orbit tidak sesuai dengan yang dia lihat berdasarkan situasi di luar angkasa.
"Apa yang sudah dikatakan Rusia baik secara publik maupun dalam diplomasi bisa jadi berbeda jika melihat pergerakan luar angkasa mereka," papar Poblete.
Baca juga: Trump Tandatangani Aturan Pembentukan Pasukan Luar Angkasa AS
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan