Tsai menyatakan, dia menghendaki polemik dengan daratan utama bisa diselesaikan secara damai dan melalui dialog.
Namun untuk itu, dia meminta Beijing menghentikan segala tekanan mereka, dan menghormati pemikiran dari 23 juta orang.
Baca juga: Wapres Maruf Terima Bantuan untuk Sulteng dari Pemerintah Taiwan
Setelah pidato tersebut, media China merilis pernyataan singkat dari Kantor Hubungan Taiwan, menyatakan menentang segala bentuk upaya pemisahan.
Juru bicara kantor hubungan, Ma Xiaoguang berkata, Beijing masih terus menekankan reunifikasi damai, dengan mengedepankan "satu China, dua sistem".
Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang menuturkan, dia berharap internasional bisa memahami upaya reunifikasi mereka.
Analis politik di Universitas Nasional Taiwan Cheng Kung, Hung Chin-fu berujar, kemenangan Tsai jelas tamparan di muka China.
Sementara pakar luar negeri di Universitas Notre Dame Joshua Eisenman mengatakan, segala mata bakal menantikan respons Negeri "Panda".
"Apakah tekanan keras terhadapnya bakal berlanjut. Atau, mereka bakal mengambil pendekatan yang lebih lunak," terangnya.
Baca juga: China Umumkan Kapal Induk Buatan Dalam Negeri Mereka Berlayar ke Selat Taiwan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.