WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS memberikan jawaban atas ancaman Irak, setelah menggelar serangan udara atas milisi pro-Iran di wilayahnya.
Setidaknya 25 kombatan tewas dalam operasi yang berlangsung Minggu (29/12/2019), di mana merupakan balasan atas serangan roket yang menewaskan kontraktor sipil AS.
Irak melalui pemerintahan karteker menyatakan, mereka mengecam serangan udara itu karena dianggap pelanggaran kedaulatan negara.
Baca juga: AS Serang Milisi Pro-Iran di Wilayahnya, Begini Ancaman Irak
Baghdad kemudian mengancam, mereka akan meninjau kembali kerja sama dengan Washington buntut operasi atas milisi pro-Iran.
Sumber pejabat senior Kementerian Luar Negeri AS mengungkapkan, mereka sebenarnya sudah berkali-kali memperingatkan Baghdad.
"Bahkan kami sudah membagikan informasi yang kami punya supaya mereka melindungi kami," ujar sumber itu kepada AFP Selasa (31/12/2019).
Sumber itu menekankan, baik diplomat maupun personel militer AS berada di Irak atas undangan pemerintah setempat.
"Jadi, adalah tanggung jawab mereka untuk melindungi kami. Namun, mereka tak melaksanakan tugasnya," keluh pejabat anonim itu.
Sejumlah serangan menghantam pangkalan Irak yang digunakan sebagai markas oleh militer AS, di mana faksi pro-Iran dituding pelakunya.
Pentagon menggelar serangan udara yang menyasar Brigade Hezbollah, salah satu faksi radikal Hashed al-Shaabi yang didukung Teheran.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.