Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/11/2019, 11:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

SEOUL, KOMPAS.com - Sebuah sungai yang berada di kawasan Korea Selatan (Korsel) dilaporkan berubah menjadi merah karena terkena darah babi.

Otoritas setempat memutuskan untuk memusnahkan 47.000 ekor babi dalam upaya mereka mencegah berkembangnya Demam Babi Afrika (ASF).

Baca juga: Gara-gara Bangkai Babi, Pengunjung Danau Siombak Susut, Baru Turun dari Mobil Langsung Muntah

Darah yang berasal dari lokasi pekuburan setempat menyebar ke Sungai Imjin di Korea Selatan akibat hujan deras yang mengguyur.

Dilansir BBC Selasa (12/11/2019), ASF sangat menular dan tidak bisa diobati dengan peluang hidup hampir nol jika babi terinfeksi. Namun penyakit itu tak mematikan bagi manusia.

Otoritas lokal menampik bahwa darah yang menggenangi sungai bakal menjangkiti hewan lain. Pasalnya, babi itu sempat di disinfektan sebelum dimusnahkan.

Prosedur pemusnahan babi itu telah dilasanakan sepanjang akhir pekan. Bangkai mereka dilaporkan diletakkan bertumpuk di sejumlah truk.

Terjadi penundaan dalam produksi plastik yang akan digunakan untuk mengubur. Karena itu, otoritas tak bisa mengubur binatang itu secepatnya.

ASF ditemukan di Korea Selatan baru-baru ini, dengan dugaan penyakit itu muncul dari babi yang melintasi Zona Demiliterisasi (DMZ).

Kasus pertama ASF di Semenanjung Korea tercatat di Korea Utara (Korut), dengan Korsel langsung melakukan langkah pencegahan, termasuk memperketat perbatasan.

Militer Negeri "Ginseng" mempunyai otoritas untuk membunuh setiap babi hutan yang ketahuan melintas dari wilayah Korea Utara.

Tetapi, meski sudah menerapkan pencegahan, Seoul melaporkan kasus pertama mereka terjadi 17 September lalu, dengan total sudah terjadi 13 kejadian.

Kebanyakan negara di Asia sudah terdampak wabah itu, seperti di China, Vietna, dan Filipina. Bahkan di China, 1,2 juta babi harus dimusnahkan.

Baca juga: Warga Enggan Makan Ikan, Takut Kena Virus Demam Babi Afrika dari Bangkai Babi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com