Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Kanada 2019, Bagaimana Peluang PM Justin Trudeau untuk Kembali Terpilih?

Kompas.com - 19/10/2019, 16:27 WIB
Ericssen,
Agni Vidya Perdana

Tim Redaksi

Trudeau hadir di tengah popularitas para pemimpin populis kanan dunia, seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, hingga Presiden Brasil Jair Bolsonaro.

Dia berhasil tampil beda dengan kepemimpinannya yang progresif, seperti kebijakan menerima imigran Timur Tengah dan warga minoritas, mengutamakan multikulturalisme, kabinet dengan komposisi gender yang setara, dan program peduli lingkungan.

Terjegal Skandal

Dukungan dari pemilih muda dan wanita yang jatuh hati terhadap politisi berusia 47 tahun itu menjadi kunci kemenangan Trudeau dalam pemilu 2015.

Namun, pesona dari suami Sophie Trudeau itu mulai memudar setelah meledaknya skandal pada Maret 2019 lalu.

Skandal yang dimaksud adalah SNC-Lavalin Affairs, di mana melibatkan Trudeau yang dituduh menekan mantan Menteri Kehakiman dan Jaksa Agung Jody Wilson-Raybould untuk melindungi perusahaan kontruksi raksasa Kanada SNC-Lavalin dari persidangan terkait penyuapan.

Laporan The Globe and Mail menyebutkan Wilson-Raybould, mengaku ditekan oleh Trudeau untuk membantu perusahaan yang berbasis di Montreal, provinsi Quebec itu.

Dia diminta untuk menyelesaikan kasus kriminal dan menghindari penuntutan atas tuduhan kepada perusahaan yang didakwa melakukan korupsi berupa pembayaran uang suap senilai 47 juta dollar Kanada pada 2001-2011, untuk mengamankan kontrak pemerintah Libya.

Baca juga: PM Kanada Minta Maaf karena Memenjara Kepala Suku Cree pada 1885

Tuduhan tersebut terkait dengan proyek irigasi terbesar di dunia, Great Man Made River Project, yang bertujuan untuk menyediakan air segar ke kota Tripoli, Benghazi, dan Sirte.

Wilson-Raybould akhirnya memilih mundur, sementara Trudeau dinyatakan melakukan pelanggaran etik oleh Komisi Etik Kanada.

Skandal politik ini memunculkan pertanyaan besar mengenai integritas Trudeau sebagai seorang politisi reformis yang bersih.

Citra seorang Trudeau memang sangat mengkilap. Dia selalu terlihat ramah dan tidak segan berhenti untuk sekadar berfoto dengan warga yang menyapanya tanpa melihat latar belakang suku dan agama.

Namun citra tersebut terguncang ketika sebuah foto masa lalunya, yang menunjukkan Trudeau memakai turban serta wajah, leher, dan tangan dicat cokelat saat pesta sekolah bertema Arabian Nights diterbitkan oleh Majalah Time bulan lalu.

Foto di buku sekolah pada tahun 2001 silam itu diambil di Akademi West Point Grey, Vancouver, tempat Trudeau pernah mengajar sebagai guru.

Dewan Muslim Nasional Kanada melalui direktur eksekutif Mustafa Farooq merespons dengan amarah dan menyayangkan gambar seorang PM Kanada dengan wajah coklat atau hitam.

Baca juga: Bermuka Coklat Saat Foto pada Pesta Sekolah 2001 Silam, PM Kanada Minta Maaf

"Tampil dengan muka dicat coklat atau hitam begitu tercela. Seolah membuka kembali sejarah kelam rasisme dan mitologi Orientalis yang tak bisa diterima," kecamnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com