OTTAWA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau selama ini telah menerima kritikan dari sejumlah komunitas suku asli di Amerika Utara.
Pada Kamis (23/5/2019), dia mengambil langkah besar terkait dengan kepala suku Cree yang secara tak adil dipenjara karena pengkhianatan pada 1885.
Trudeau menyampaikan permintaan maaf dan membebaskan segala tuduhan bagi pemimpin suku yang lebih dikenal sebagai Pihtokahanapiwiyin atau Kepala Suku Poundmaker.
Baca juga: Hilang Kesabaran, Duterte Bakal Sewa Kapal untuk Kirim Sampah Kanada
Pihtokahanapiwiyin dituding menjadi salah satu penghasut dalam pemberontakan melawan pemerintah Kanada.
Kini dia dikenal sebagai seorang diplomat dan tokoh pendamai selama masa gejolak dalam sejarah negara itu.
Dalam pidatonya, Trudeau mengatakan apabila pemerintah Kanada ingin bergerak maju dalam hal rekonsiliasi, maka harus mengakui kesalahan masa lalu.
"Kepala Suku Poundmaker sering berbicara agar terus bergerak maju," katanya, seperti dikutip dari CBC News.
Di sisi lain, dia tahu bahwa penghapusan tuduhan dan permintaan maaf tidak cukup untuk mengganti apa yang telah hilang.
Chief Poundmaker was an honourable leader, who never stopped fighting for peace. In 1885, Canada wrongfully treated him as a criminal & traitor. Today, we fully exonerate him and honour his true history and legacy as a statesman and peacemaker. https://t.co/5Nz8rSwWOS pic.twitter.com/WVkl8mKRBl
— Justin Trudeau (@JustinTrudeau) 23 Mei 2019
Namun, Trudeau berharap pernyataannya menjadi awal yang baru bagi negara itu.
"Pada 2019, kita mengakui kebenaran perkataannya sebagai seorang pemimpin, negarawa, dan pendamai, bahwa dia melakukan segalanya untuk memastikan nyawa tidak hilang sia-sia," ujarnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.