Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/09/2019, 09:17 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menyatakan, nampaknya Iran merupakan dalang serangan drone pabrik minyak Arab Saudi, Aramco, pekan lalu.

Preiden 73 tahun itu menuturkan, dia tidak akan mengambil langkah balasan sebelum mendapatkan "bukti nyata". Tapi, dia bersikeras tidak ingin mencari perang.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut Iran berada di balik serangan drone terhadap dua fasilitas pabrik minyak Saudi, Aramco.

Baca juga: AS Tunjukkan Bukti Iran Dalang Serangan Drone ke Pabrik Minyak Saudi Aramco

Akibat serangan pada Sabtu dini hari itu (14/9/2019), produksi Aramco menurun setengah, dan berujung kepada lonjakan harga minyak dunia hingga 20 persen.

Dilansir AFP Senin (16/9/2019), koalisi yang dipimpin Saudi melalui juru bicara Turki al-Maliki menyebut senjata yang digunakan berasal dari Iran.

Senada dengan Maliki, misi AS di PBB juga memberi tahu dewan keamanan bahwa tidak ada bukti serangan drone itu berasal dari Yaman.

Teheran langsung merespons dengan membantah tuduhan itu. Adapun serangan itu diklaim kelompok pemberontak Yaman, Houthi, yang diperangi Saudi.

Kepada awak media seperti diberitakan Sky News, Trump mengatakan terdapat kemungkinan bahwa Iran dalang serangan drone di Abqaiq dan Khurais.

"Segera setelah kami mengetahuinya, kami akan memberi tahu kalian. Namun, kelihatannya demikian (Iran dalangnya"," papar presiden dari Partai Republik itu.

Dia melanjutkan tidak ingin terlibat perang dengan negara lain. Namun, dia menegaskan AS sudah bersiap jika kondisi buruk itu terjadi.

Sementara Pompeo yang disebut Trump bakal bertolak ke Saudi juga menyatakan mempunyai informasi bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan itu.

Presiden Iran Hassan Rouhani dalam konferensi pers menyatakan serangan itu adalah respons rakyat Yaman yang terus diperangi selama bertahun-tahun.

Pernyataan Rouhani terjadi setelah kantor berita negara itu, ISNA, melaporkan pasukan Garda Revolusi menggagalkan penyelundupan mesin diesel ke Uni Emirat Arab.

Baik Iran dan Saudi sama-sama berebut pengaruh di Timur Tengah, dan terlibat perang proksi melalui konflik yang terjadi di Yaman sejak 2015.

Aramco menyatakan, serangan itu mebuat mereka kehilangan produksi minyak hingga 5,7 juta barel, dan memmotong lima persen pasokan minyak dunia.

Tidak dijelaskan kapan pabrik yang dikelola pemerintah Saudi itu akan pulih, dengan kabar yang berhembus mengungkap perbaikan bisa berlangsung berbulan-bulan.

Baca juga: Drone Serang Fasilitas Saudi Aramco: Harga Minyak Melambung hingga Iran Siap Perang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Sky News,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com