KOMPAS.com - Pada Sabtu pukul 04.00 dini hari (14/9/2019), drone menyerang dua fasilitas minyak yang dikelole oleh perusahaan negara Arab Saudi, Aramco.
Serangan yang kemudian diklaim oleh kelompok pemberontak Yaman, Houthi, itu mengakibatkan pasokan minyak Saudi anjlok hingga 50 persen.
Situasi pun mulai tegang setelah Amerika Serikat (AS) menuduh Iran justru yang berada di balik serangan drone ke faslitas minyak Saudi, Aramco itu.
Baca juga: Houthi Klaim Serangan Drone ke Fasilitas Gas Alam Saudi, Picu Kebakaran
Berikut merupakan setidaknya empat fakta yang diketahui atas serangan di kawasan Abqaiq dan Khurais yang berlokasi di Provinsi Timur Saudi itu.
Pasca-serangan drone di fasilitas Aramco, harga minyak mengalami lonjakan buntut klaim Saudi bahwa produksi mereka kehilangan produksi 5,7 juta barel.
Minyak mentah jenis Brent, misalnya. Harganya naik sebesar 12 dollar AS, dan mengalami lonjakan hampir 20 persen. Sementara WTI berada di angka 8 dollar AS, kenaikan 15 persen.
Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono dikutip Kontan.co.id via KompasMoney menyebut, situasi terburuk adalah ketika minyak dunia menembus 100 dollar AS per barel.
Meski begitu, dia menilai serangan drone ke Aramco tidak akan mampu menahan harga minyak untuk terus berada di level atas dalam jangka lama.
Presiden AS Donald Trump dilansir AFP sudah mengumumkan bakal mengeluarkan minyak yang berasal dari cadangan mereka untuk mencegah harga melambung.
Baca juga: Kilang Aramco Diserang Drone, Harga Minyak Bisa Tembus 100 Dollar AS?
Kelompok pemberontak asal Yaman, Houthi, mengaku bertanggung jawab atas serangan drone yang terjadi di kilang Aramco di Abqaiq dan Khurais.
Tetapi, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan justru Iran yang merupakan pelaku penyerangan fasilitas minyak yang dikelola Kerajaan Saudi tersebut.
"Sekarang, Iran telah melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke persediaan energi dunia," terang mantan Direktur CIA itu.
Keterangan Pompeo diperkuat pernyataan sumber intelijen AS yang mengungkapkan tidak ada bukti drone itu diterbangkan dari Yaman.
Berdasarkan citra satelit yang intelijen AS peroleh, malah arah serangan itu berasal dari Iran, bukan Yaman seperti yang diklaim oleh Houthi.
Teheran melalui juru bicara kementerian luar negeri Abbas Mousavi membantah tuduhan itu. Dia menyebut tudingan itu hanyalah akal-akalan untuk membenarkan aksi AS terhadap mereka.
Baca juga: Dituduh AS Serang Pabrik Minyak Arab Saudi, Iran Siap Perang
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.