Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drone Serang Fasilitas Saudi Aramco: Harga Minyak Melambung hingga Iran Siap Perang

Kompas.com - 16/09/2019, 12:58 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

"Ucapan itu seperti rencana intelijen dan organisasi rahasia untuk merusak reputasi negara kami, dan membenarkan 'aksi' AS atas kami," terang Mousavi.

Garda Revolusi, sayap militer elite Iran, tak kalah berkomentar keras dengan menegaskan mereka siap perang jika situasi makin memburuk.

Komandan Korps Angkasa Garda Revolusi menyatakan, rudal Iran bisa menghancurkan pangkalan maupun kapal perang AS dalam jarak 2.000 kilometer.

"Dikarenakan situasi yang sensitif dan tensi yang meningkat, kawasan kami saat ini seperti bubuk mesiu yang siap meledak," ujar Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh.

Dia berkata baik Teheran maupun AS tak menginginkan adanya konflik. Tetapi dia menuturkan situasi itu mungkin terjadi jika ada kesalahpahaman.

Baca juga: Diserang Drone, Pabrik Minyak Arab Saudi Aramco Kebakaran

3. Trump "Siap Menembak"

Presiden AS Donald Trump menyiratkan bakal adanya serangan militer sebagai balasan setelah drone yang disebut dikirim dari Iran menghantam kilang minyak Saudi.

Dalam kicauannya di Twitter, Trump mengatakan pabrik minyak Aramco telah diserang drone, dan menyebut mereka punya keyakinan siapa pelakunya.

"Kami siap menembak sambil menunggu verifikasinya. Tapi masih menunggu Saudi tentang siapa yang mereka yakini sebagai dalang, dan bagaimana kami menanggapinya!" kata Trump.

Senator Lindsey Graham, politisi Republik yang dikenal dekat dengan Trump, mendesak agar Washington mengambil langkah militer sebagai balasan.

Tindakan itu kemudian disikapi dengan ancaman oleh Iran bahwa pangkalan maupun kapal perang AS yang ada di wilayah Teluk bisa mereka hancurkan.

Baca juga: Tanggapi Serangan Drone ke Pabrik Minyak Saudi Aramco, Trump: AS Siap Menembak

4. Saudi Tak Ingin Konflik Terbuka?

Trump pun menelepon Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, dan menunjukkan dukungan AS atas keamanan dan stabilitas kerajaan itu.

Putra mahkota berjuluk MBS itu kemudian meyakinkan Trump bahwa negaranya siap dan akan mengonfrontasi serta menangani segala agresi teroris.

Tetapi menurut pakar Timur Tengah James Dorsey, kecil kemungkinan Riyadh bakal melakukan langkah balasan setelah AS menuduh Irak sebagai dalangnya.

"Saudi tidak ingin konflik terbuka dengan Iran. Saudi ingin negara lain yang perang. Tapi sayangnya, negara itu tidak mau," papar Dorsey.

Sementara Bill Farren-Price, direktur RS Energy Group menyatakan, serangan drone itu seperti "membuka jin keluar dari botolnya".

Dia menjelaskan, kini fasilitas minyak Arab Saudi maupun negara Teluk lainnya rentan akan serangan seperti itu. "Risiko geopolitik akan minyak pun meningkat," terangnya.

Baca juga: Kelompok Pemberontak Houthi Klaim Serangan Drone ke Pabrik Minyak Saudi Aramco

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com