Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Dieksekusi Mati, Kalimat Terakhir Terpidana Ini adalah "Amin"

Kompas.com - 17/05/2019, 19:50 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

MONTGOMERY, KOMPAS.com - Seorang terpidana mati mengucapkan "amin" sebagai kata terakhir sebelum menjalani eksekusi atas kasus pembunuhannya pada 1997 silam.

Michael Brandon Samra dinyatakan meninggal pada pukul 15.30 Kamis (16/5/2019) di Penjara Holman Alabama, Amerika Serikat, dengan eksekusi menggunakan suntik.

Dia dan temannya, Mark Duke, dinyatakan bersalah atas empat dakwaan pembunuhan yang menimpa ayah Duke, pacar ayah Duke, beserta dua putrinya yang masih SD.

Baca juga: Sebelum Dieksekusi, Terpidana Mati Ingin Berikan Pizza untuk Tunawisma

Dilansir AP dan New York Post, Samra yang saat itu berumur 19 tahun membantu Duke membunuh empat orang itu secara keji. Sebabnya, Duke marah ayahnya tak mengizinkan menggunakan pikap.

Meski Samra dan Duke sama-sama dijatuhi hukuman mati, vonis kepada Duke kemudian dianulir karena saat kejadian pada 23 Maret 1997, dia baru berumur 16 tahun.

Mahkamah Agung AS kemudian memutuskan melarang terpidana mati dieksekusi jika dia berusia di bawah 18 tahun ketika mereka melakukan kejahatan.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Yesus atas segala perbuatan-Nya kepada saya," kata Samra yang saat ini berusia 41 tahun sebelum obatnya masuk. "Amin," lanjutnya.

Dalam pernyataan tertulis yang dibacakan oleh Komisioner Penjara Jeff Dunn setelah eksekusi, keluarga korban mengucapkan terima kasih kepada penegak hukum.

"Momen yang lalu merupakan kenyataan pahit bagi kami. Hari ini, keadilan telah ditegakkan," demikian surat yang dibacakan Dunn dari kerabat keluarga korban.

Tidak ada keluarga Samra yang menghadiri eksekusi mati. Namun menurut juru bicara penjara Bob Horton, Samra sempat menelepon ayahnya untuk kali terakhir.

Hukuman mati dilaksanakan setelah Samra bertemu dengan rohaniwan dan enam temannya, dengan proses suntik mati juga disaksikan oleh dua pengacaranya.

Steven Sears, salah satu pengacara Samra membeberkan pada Selasa (14/5/2019), kliennya menerima pemberitahuan penolakan ampunan dari Gubernur Kay Ivey.

Sears mengaku dia sempat mendapat harapan ketika Ivey berbicara tentang kesucian hidup tatkala meneken peraturan yang melarang praktik aborsi di Alabama.

"Namun Kamis ini, harapan saya menjadi pupus. Kelihatannya Gubernur Ivey tidak bersungguh-sungguh dengan ucapannya," kata Sears setelah eksekusi terjadi.

Baca juga: Arab Saudi Eksekusi 37 Terpidana Mati Kasus Terorisme

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com