Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Masalah Sapi Bisa Jatuhkan PM India?

Kompas.com - 12/04/2019, 14:22 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

Pada 2015, menurut data terakhir pemerintah yang bisa diperoleh, sebanyak 550 orang meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sapi.

"Karena ada pelindung sapi, tak ada yang berani menyentuh sapi sekarang ini," kata Sumer Singh Punia, mantan kepala desa di distrik Churu.

"Tak ada cukup tempat penampungan sapi dan tempat yang ada sudah amat penuh sehingga setiap hari ada saja hewan yang mati," tambah dia.

"Kami umat Hindu, tak ingin menyakiti sapi. Namun, kami juga tak mampu memberi makan mereka saat kami sendiri kesulitan memenuhi kebutuhan hidup," tambah dia.

Baca juga: Tabrak Sapi, Kereta Semicepat India Rusak Usai Diresmikan

Kegeraman warga pemilik suara setidaknya sudah terbukti saat BJP kalah di negara bagian pertanian seperti Rajashtan dan Madya Pradesh dalam pemilihan lokal Desember lalu.

Bahkan, satu-satunya menteri urusan sapi di India, mengundurkan diri dari jabatannya di Rajashtan.

Ini merupakan perubahan drastis dri 2014 ketika sebagian besar dari 262 juta petani mendukung BJP yang menjanjikan kenaikan pendapatan petani pada 2022.

Kini para petani yang jengkel mengumpulkan uang untuk membangun penampungan sapi setidaknya selama musim panen.

Para petani di Uttar Pradesh malah mengurung sapi-sapi itu di sbeuah sekolah untuk melindungi gtanaman mereka.

Sandeep Kajla, ketua Gramya Bharat Jan Chetna Yatra, sebuah organisasi sosial berbasis di Pilani, mengatakan bahwa partai politik harus memasukkan masalah sapi ini dalam manifesto mereka.

"Seorang petani bisa mengurus seekor sapi. Namun di sini, sapi berkeliaran dalam jumlah ratusan ekor," kata Sandeep.

Baca juga: Dituduh Curi Sapi, Pria Ini Babak Belur Dikeroyok, Mobilnya Dibakar

Sedangkan, guru besar Universitas Jawaharlal Nehru, Gurpreet Mahajan mengatakan, BJP kini terjebak masalah tersebut.

"Saya kira tak seorang pun memiliki cara bagaimana mengatasi masalah sapi ini dan membuatnya sebagai sebuah kenyataan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com