ABU DHABI, KOMPAS.com - Pada 2017, dunia dihebohkan dengan lukisan Yesus Kristus yang diyakini sebagai mahakarya Leonardo da Vinci sebagai yang termahal di dunia.
Pangeran Arab Saudi Bader bin Abdullah bin Mohammed bin Farhan Al Saud membelu lukisan tersebut senilai 450,3 juta dollar AS atau sekitar Rp 6 triliun.
Lukisan tersebut akan dipamerkan di Museum Louvre di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Baca juga: Pangeran Arab Ini Pembeli Lukisan Yesus Termahal Dunia Karya Da Vinci
Namun kini, lukisan itu tidak diketahui keberadaannya. Di manakah "Salvator Mundi?"
Laporan tentang misteri keberadaan lukisan tersebut pertama kali dilaporkan oleh The New York Times pada 30 Maret lalu.
Melansir dari Fox News, Selasa (2/4/2019), lukisan Salvator Mundi itu pernah dijadwalkan akan dipamerkan pada September lalu, namun acara dibatalkan tanpa penjelasan.
Departemen kebudayaan setempat menolak untuk menjawab pertanyaan. Sementara staf di Louvre Abu Dhabi mengaku tidak tahu keberadaan lukisan tersebut.
Pejabat museum Louvre di Paris menyatakan, juga belum dapat menemukan lukisan itu.
Beberapa pakar seni mengkhawatirkan ketidakpastian tentang keberadaan dan masa depan lukisan Salvator Mundi.
"Ini tragis. Menghilangkan lukisan yang membuat pecinta seni dan banyak orang lain tergerak oleh lukisan," kata Profesor New York University’s Institute of Fine Arts, Dianne Modestini.
Da Vinci's Salvator Mundi is coming to #LouvreAbuDhabi pic.twitter.com/Zdstx6YFZG
— Louvre Abu Dhabi (@LouvreAbuDhabi) 6 Desember 2017
Sejarawan seni Oxford, Marin Kemp, menyebut lukisan tersebut sebagai versi religius "Mona Lisa" dan pernyataan terkuat Da Vinci soal ketuhanan.
"Saya juga tidak tahu di mana lukisan itu," katanya.
Lukisan itu dibeli pada November 2017 oleh Pangeran Bader, yang diyakini bertindak sebagai wakil untuk Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.
Dia diangkat sebagai Menteri Kebudayaan Saudi yang baru pada tahun lalu,
Diyakini dilukis sekitar tahun 1500-an, Salvator Mundi merupakan salah satu dari dua karya serupa yang terdaftar dalam inventaris koleksi Raja Charles I dari Inggris, setelah eksekusinya pada 1649.
Baca juga: Lewat The Last Supper Da Vinci Prediksi Kiamat pada 1 November 4006
Lukisan itu hilang dari catatan sejarah pada akhir abad ke-18, namun muncul kembali dalam koleksi seorang industrialis Inggris abad ke-19.
Miliarder Rusia Dmitry E Rybolovlev membelinya seharga 127,5 juta dollar AS pada 2013 setelah ditampilkan di National Gallery di London.
Balai lelang Christie di New York kemudian melelangnya dan terjual hingga memecahkan rekor dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.