CARACAS, KOMPAS.com - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengklaim upaya musuh dalam menggulingkannya dari kekuasaan mulai goyah.
Dalam wawancara dengan Euronews dikutip The Guardian Rabu (13/2/2019), Maduro berkata lawan politiknya telah "gagal total" dalam usaha menjungkalnnya.
"Lawan silakan saja berkumpul dan berbaris setiap hari sepanjang hidupnya. Mereka tidak akan mendapat apa-apa," kata Maduro.
Baca juga: Dokter di Venezuela Desak Maduro Izinkan Masuknya Bantuan Kemanusiaan
Kalangan oposisi bersikeras masa kekuasaan Maduro tinggal menghitung hari ketika 50 negara dunia mengakui Juan Guaido sebagai presiden sementara.
Puluhan ribu suporter oposisi turun ke jalan pada Selasa (12/2/2019) untuk menuntut pengunduran diri presiden yang mereka anggap telah menghancurkan ekonomi Venezuela.
Namun tiga pekan sejak Guaido mendeklarasikan diri, terdapat tanda-tanda kampanye yang digelorakannya mulai kehilangan momentum.
Selain pembelotan massal dari para petinggi militer yang diharapkan oposisi belum terwujud, rezim Maduro berkoar telah melewati badai politik.
"Pada akhirnya, tidak akan ada yang terpengaruh oleh isu ini. Kami bakal menang," terang Presiden Dewan Konstitusi Diosdado Cabello.
Utusan Amerika Serikat (AS) untuk Venezuela Elliott Abrams dalam sidang Kongres menuturkan, Maduro dan kroninya "hampir berakhir".
Dia mengklaim tekanan yang diberikan dunia internasional membuat rezim Maduro mengalami konflik, dan bisa berujung kepada kehancurannya.
Meski Washington meyakini Maduro bakal lengser, Abrams mengakui sulit memprediksi kapan peristiwa tersebut bakal terjadi.
"Yang jelas, AS bakal mempertahankan tekanan dalam pekan hingga bulan-bulan mendatang. Kami saat ini tidak mengharapkan adanya resolusi cepat," paparnya.
Tidak berbeda dengan Abrams, para petinggi oposisi kini mulai menanggalkan harapan suksesor mendiang Hugo Chavez itu bakal terguling.
Baca juga: Lengsernya Maduro adalah Momen Tak Terhindarkan
Juan Andres Mejia, pemimpin oposisi sekaligus sekutu Guaido mengatakan tujuan yang mereka capai masih membutuhkan lebih banyak waktu.
"Kami ingin ada perubahan secepat mungkin karena rakyat semakin menderita. Namun Maduro masih menguasai militer," papar Mejia.
Anna Ferrera, pemimpin mahasiswa di Universidad Metropolitana di Caracas yakin aksi dukungan internasional bakal memuluskan aksi mereka.
"Saya tentu punya harapan. Namun harapan itu terkadang menakutkan yang membuat kami ragu untuk meyakininya kembali," terang mahasiswa 22 tahun itu.
Baca juga: Maduro Resmikan Latihan Perang Terpenting dalam Sejarah Venezuela
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.