WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Penasihat Amerika Serikat (AS) menyebut, tidak ada skenario yang bisa membuat Presiden Venezuela Nicolas Maduro mempertahankan kekuasaannya.
Pemberontakan terhadap rezim Maduro telah memasuki pekan keempat dengan para petinggi militer maupun pemerintahan tidak ada tanda-tanda bakal berpaling.
Harapan melihat para pejabat militer top beralih kesetiaan belum terjadi meski pemimpin oposisi Juan Guaido yang mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara menawarkan amnesti.
Baca juga: Maduro Resmikan Latihan Perang Terpenting dalam Sejarah Venezuela
Direktur Senior Dewan Keamanan Nasional untuk Belahan Barat Mauricio Claver-Carone bersikukuh lengsernya Maduro merupakan keharusan.
"Jalan yang kami pilih tak terhindarkan. Pertanyaannya bukan lagi apakah Maduro bakal menerimanya atau tidak," tegasnya dilansir The Guardian Minggu (10/2/2019).
Pengacara Kuba-Amerika itu kembali menyerukan kepada militer untuk beralih setia kepada Guaido, dan berjanji AS tidak akan mempersekusi.
"Kami tidak akan menghina mereka yang memilih transisi demokratik damai . Kami di sini tidak ingin membalas dendam," janjinya.
Baik musuh domestik maupun internasional Maduro ingin melihat kejatuhan presiden yang berkuasa sejak 2013 silam tersebut.
Menteri Luar Negeri Kolombia Carlos Holmes Trujillo pada pekan lalu menyebut Maduro sebagai "mayat yang tidak terkubur".
Namun banyak pengamat melihat pergerakan oposisi yang digalang Guaido mulai frustrasi karena belum banyak militer yang memihak mereka.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan