Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Kompas.com - 16/04/2024, 14:49 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BANYAK orang berpendapat, serangan Iran ke Israel pada akhir pekan lalu menandai puncak ketegangan antara kedua negara yang sudah berlangsung sejak beberapa dekade lalu. Walau begitu, perlu diketahui bahwa hubungan Israel dan Iran pada awalnya tidak selalu bersitegang seperti saat ini.

Ketegangan antara Israel dengan Iran tidak hanya dipengaruhi perbedaan ideologi atau grup-grup proksi saja. Keduanya memang sudah lama saling menyerang. Namun mereka sendiri menolak untuk mengakui. Fenomena ini dikenal juga sebagai “perang bayangan”.

Pertemanan Israel-Iran di Bawah Dinasti Pahlavi

Hubungan Israel dengan Iran pada awalnya sangat baik, khususnya saat Iran masih berada di bawah Dinasti Pahlavi. Hubungan keduanya bermula tahun 1947 ketika Iran menjadi salah satu dari 11 anggota komite khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang difokuskan untuk mencari solusi bagi Palestina yang kala itu baru saja bebas dari kontrol Inggris.

Baca juga: PBB: Iran Tutup Fasilitas Nuklir Usai Serang Israel

“Iran, bersama India dan Yugoslavia, mengajukan rencana alternatif, solusi federatif yaitu mempertahankan Palestina sebagai satu negara dengan satu parlemen tetapi dibagi menjadi wilayah Arab dan Yahudi,” kata sejarawan Universitas Oxford, Eirik Kvindesland, kepada Al Jazeera.

“Itu adalah upaya kompromi Iran untuk mencoba menjaga hubungan positif dengan negara-negara Barat yang pro-Zionis dan gerakan Zionis itu sendiri, dan dengan negara-negara tetangga Arab dan Muslim,” tambah Kvindesland.

Dua tahun setelah itu, Israel menguasai wilayah yang lebih luas daripada yang disetujui PBB pasca dimulainya Perang Arab Israel pertama tahun 1948. Iran, yang saat itu berada di bawah pemerintahan Mohammad Reza Pahlavi, raja atau Syah kedua Pahlavi, menjadi negara mayoritas Muslim kedua setelah Turki yang mengakui secara resmi berdirinya Israel.

Kvindesland menjelaskan, langkah yang diambil Tehran adalah terutama untuk mengurus aset Iran yang ada di Palestina. Ada sekitar 2.000 warga Iran tinggal di sana dan properti mereka disita tentara Israel selama perang.

Hubungan Israel dan Iran mulai berubah ketika Mohammad Mosaddegh menjadi perdana menteri Iran tahun 1951. Mosaddegh dikenal dengan keaktifannya dalam memelopori nasionalisasi industri minyak di Iran yang dimonopoli Inggris. Salah satu upayanya yaitu memutus hubungan dengan Israel karena menurutnya Israel justru melayani kepentingan Barat di wilayah tersebut.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com