Upaya lain yang dilakukan Khomeini antara lain menjadikan setiap hari Jumat terakhir dalam bulan suci Ramadhan sebagai hari Quds, waktu demonstrasi besar-besaran untuk mendukung warga Palestina di seluruh Iran.
Trita Parsi, wakil pimpinan eksekutif Quincy Institute for Responsible Statecraft mengatakan kepada Al Jazeera bahwa perjuangan Palestina di mata Khomeini bukanlah bagian dari tujuan nasionalis Arab, melainkan tujuan Islam yang memiliki maksud menjadikan Iran pemimpin dalam perjuangan Palestina.
“Untuk mengatasi perpecahan Arab-Persia dan perpecahan Sunni-Syiah, Iran mengambil posisi yang jauh lebih agresif dalam masalah Palestina untuk menunjukkan kredibilitas kepemimpinannya di dunia Islam dan menempatkan rezim Arab yang bersekutu dengan Amerika Serikat dalam posisi defensif,” kata Parsi.
Permusuhan Israel dengan Iran terus bertumbuh seiring dengan bertambahnya upaya kedua negara memperkuat kekuatan dan pengaruhnya di wilayah tersebut. Kini, Iran memiliki jaringan “Poros Perlawanan” yang terdiri dari kelompok-kelompok politik dan bersenjata yang berbasis di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman.
Di sisi lain, Israel juga telah mendukung berbagai kelompok yang menentang Iran. Teheran menyebut kelompok-kelompok yang didukung Israel ini adalah “teroris”, salah satunya Mojahedin-e Khalq (MEK), sebuah kelompok oposisi Iran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.