Barbara diketahui merupakan pelacur, pecandu narkoba, dan pembunuh yang dieksekusi di kamar gas di San Quentin pada tahun 1955.
Dia tercatat memukuli seorang perempuan tua hingga mati saat melakukan perampokan.
Terpidana yang juga dikenal dengan sebutan "Bloody Babs" ini mengucapkan kata terakhir sebelum mengembuskan napas terakhir di San Quentin:
"Orang baik selalu yakin bahwa mereka benar."
Setelah kematian itu, kisah hidupnya dijadi film berjudul, "I Want to Live!" dan dibintangi oleh Susan Hayward, yang kemudian memenangkan Academy Award karena berperan sebagai Graham dalam film tersebut.
Aileen Wuornos lahir di Michigan dan ditinggalkan oleh orang tuanya di usia muda. Saat remaja, dia diketahui menjadi pelacur dan merampok orang untuk menghidupi diri.
Pada 1989 dan 1990, Wuornos menembak, membunuh, dan merampok setidaknya enam orang. Setelah sidik jarinya ditemukan pada bukti yang ditemukan oleh polisi, ia ditangkap dan diadili pada Januari 1991.
Hingga kemudian, dia menerima enam vonis hukuman mati.
Dia juga memecat pengacaranya, membatalkan semua permohonan ke pengadilan, dan meminta agar eksekusi itu dilakukan sesegera mungkin.
Aileen Wuornos menyampaikan pesan panjang sebelum disuntik mati pada Oktober 2002 di Florida:
"Aku hanya ingin berlayar dengan sebuah batu, dan aku akan kembali seperti Hari Kemerdekaan bersama Yesus pada 6 Juni. Seperti film, kapal besar dan semua, aku akan kembali."
Teroris Timothy McVeigh tidak memiliki kata-kata terakhir sebelum dieksekusi dengan suntikan mematikan pada 11 Juni 2001 di Indiana.
McVeigh memang meninggalkan pernyataan tulisan tangan yang mengutip sebuah puisi oleh penyair Inggris William Ernest Henley. Dalam tulisan tangan itu kata-kata terakhirnya adalah:
"Aku adalah penguasa nasibku: aku adalah kapten jiwaku."
Timothy McVeigh dikenal sebagai pengebom di Kota Oklahoma. Dia dihukum karena telah menewaskan 149 orang dewasa dan 19 anak-anak saat meledakkan Alfred P Murrah Federal Building pada 19 April 1995.
McVeigh mengakui kepada penyelidik setelah dia tertangkap. Dia marah kepada pemerintah federal atas cara mereka memperlakukan kelompol separatis kulit putih Randy Weaver di Ruby Ridge, Idaho pada 1992, juga terhadap David Koresh dan Branch Davidians di Waco, Texas, pada 1993.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan