Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un dan Putra Mahkota Saudi Masuk Jajaran "Para Pemikir Dunia"

Kompas.com - 23/01/2019, 11:33 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) masuk dalam daftar bergengsi Global Thinkers 2019.

Dalam daftar yang dirilis majalah ternama Foreign Policy itu, keduanya masuk ke dalam kategori tokoh yang berusia 40 tahun atau di bawahnya.

1. Kim Jong Un
Kim yang dipercaya berusia 35 tahun itu telah menjadi perbincangan dunia sejak berkuasa menggantikan ayahnya, Kim Jong Il, yang meninggal pada 2011.

Meski begitu, kiprahnya mulai menonjol ketika sepanjang 2017, dia melaksanakan serangkaian uji coba senjata rudal dan nuklir.

Kebijakannya di tengah isolasi diplomatik dan sanksi internasional memberikan Kim "hadiah" terbesar: perhatian dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Kim Jong Un, Pemimpin Tertinggi Ketiga Korut

Keduanya sempat melancarkan perang komentar sepanjang 2017 di mana Trump sempat menyebut Kim sebagai "Si Pria Roket" dan mengancam bakal menghujani Korut dengan api dan murka.

Sementara Kim membalas dengan menyebut Trump sebagai "orang tua yang punya penyakit mental". Perang komentar itu sempat berlangsung hingga Tahun Baru 2018.

Saat itu, Kim berkoar dia punya tombol nuklir di bawah meja, yang direspon Trump dengan berkata tombol nuklirnya jauh lebih besar.

Namun setelah itu, hubungan dua pemimpin tersebut berangsur-angsur mencair. Dimulai dari Trump yang berujar dia punya hubungan baik dengan Kim.

Setelah itu, kabar pertemuan keduanya mulai berhembus ketika pertemuan tingkat tinggi dengan pejabat Korea Selatan (Korsel) digelar Februari 2018.

Puncaknya adalah ketika 12 Juni 2018, Trump dan Kim menorehkan sejarah dengan pertemuan untuk pertama kalinya di Singapura.

Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan dengan yang paling utama adalah Kim bersedia melakukan denuklirisasi di Semenanjung Korea.

"Tidak ada pakar yang meyakini Kim bakal menyerahkan senjata nuklir miliknya. Tak peduli apa yang dia janjikan," ulas Foreign Policy.

Baca juga: Pertemuan Kedua Trump dan Kim Jong Un Digelar Akhir Februari

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman saat berpidato di forum investasi internasional, Future Investment Initiative (FII) di Riyadh, Rabu (24/10/2018).AFP / BANDAR AL-JALOUD / SAUDI ROYAL PALACE Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman saat berpidato di forum investasi internasional, Future Investment Initiative (FII) di Riyadh, Rabu (24/10/2018).

2. Mohammed bin Salman
Kilauan Putra Mahkota Saudi berusia 33 tahun itu mungkin meredup pada akhir 2018 menyusul sorotan atas kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Kasus yang terjadi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018 itu menjadi perhatian dunia internasional karena MBS diduga memerintahkan pembunuhan tersebut.

Meski akhirnya Riyadh mengakui pembunuhan tersebut, mereka menyangkal Saudi terlibat dalam kematian jurnalis 59 tahun itu.

Baca juga: Senator AS: Hubungan AS-Saudi Tak Berkembang hingga MBS Ditangani

Belum lagi sorotan intervensi Saudi di Yaman untuk menggulingkan kelompok pemberontak Houthi sejak 2015 dengan PBB menyebutnya sebagai krisis kemanusiaan terburuk.

Sorotan atas kasus Khashoggi dan Yaman sempat membuat konferensi Inisiatif Investasi Masa Depan (FII) pada 23 Oktober 2018 tak dihadiri sejumlah perusahaan maupun pejabat dunia.

Di antaranya CEO Siemens Joe Kasser, Direktur Korporasi JP Morgan, pabrikan otomotif Uber, maupun Direktur IMF Christine Lagarde.

Meski reputasinya saat ini sedang diperhatikan, MBS tetap masuk ke dalam jajaran figur yang dianggap membentuk pemikiran dunia karena kebijakannya.

Putra Raja Salman itu mempertaruhkan masa depan Saudi di bawah reformasi Visi 2030 untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak.

"Hasil dari kebijakan yang dia lakukan bakal memengaruhi Timur Tengah untuk generasi yang akan datang," ulas Foreign Policy.

Baca juga: Tiba di Saudi, Menlu AS Desak MBS Selesaikan Kasus Khashoggi

Jamal Khashoggi, jurnalis Arab Saudi yang dibunuh di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober.via Sky News Jamal Khashoggi, jurnalis Arab Saudi yang dibunuh di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober.

3. Jamal Khashoggi
Kolumnis The Washington Post itu menuangkan pemikirannya demi tujuan agar kebebasan berpendapat di Saudi bisa semakin besar.

Pernah dikenal sebagai salah satu penasihat Saudi sebelum dia menjadi reformis demokrasi. Dia mengungkap korupsi di tubuh pemerintah Saudi.

Baca juga: Sebelum Dieksekusi, Begini Ucapan Tim Pembunuh kepada Khashoggi

Selain itu, dia menyarankan adanya perubahan politik di seluruh Dunia Arab. Terlebih, dia mengkritik Putra Mahkota MBS.

Tindakannya itu membuatnya dibunuh oleh kelompok berisi 15 orang ketika mengunjungi Konsulat Saudi di Istanbul untuk mengurus dokumen pernikahan.

Dari bukti rekaman yang diklaim diperoleh penyelidik Turki, Khashoggi dibunuh dengan cara dicekik, dan jenazahnya dimutilasi di dalam gedung konsulat.

Kematiannya menjadi perhatian dunia dengan kecurigaan mengarah kepada MBS sebagai sosok yang memerintahkan pembunuhan.

Riyadh mengungkapkan mereka sudah menangkap 21 orang terduga pelaku pembunuhan, dan lima di antaranya dituntut hukuman mati.

Dari Indonesia, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti masuk ke dalam kategori Pertahanan dan Keamanan.

Dia terpilih ke dalam jajaran Global Thinkers karena kebijakannya memastikan kelestarian ikan dan biota laut menjadi perhatian baik kawan maupun lawan.

Menteri 54 tahun itu tidak malu menampilkan pendekatan seperti meledakkan kapal yang ketahuan memancing secara ilegal di perairan Indonesia.

Baca juga: Nelayan Ini Kritik Menteri Susi di Hadapan Presiden Jokowi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com